![]() |
Ilustrasi dari Google |
Mari kita simak kisah Bani Israel dibawah ini, yang dituangkan sangat menarik dan penuh pelajaran oleh allah didalam Al Quran nya.
Allah SWT berfirman:
وَاِذْ قَالَتْ اُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُوْنَ قَوْمًا ۙ اللّٰهُ مُهْلِكُهُمْ اَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا ۗ قَالُوْا مَعْذِرَةً اِلٰى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras? Mereka menjawab, Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 164)
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 164)
Kisah diatas mengisahkan ada salah satu dari dua orang yang protes tentang kenapa sii menasehati orang yang berbuat dosa.
biarkan sajalah dia, dia pasti akan diadzab oleh allah.
biarkan sajalah dia, dia pasti akan diadzab oleh allah.
Tetapi orang yang menasehati itu menjawab, semua ini aku lakukan semata mata untuk alasan aku kelak jika diminta pertanggung jawaban dihadapan Allah, bahwa aku tidak hanya diam dan lemah pasrah ketika melihat keburukan.
Mari kita telah yang menarik dari kalimat Quran diatas.
Para ulama tafsir menggaris bawahi kalimat ini dengan sangat dahsyat.
Para ulama tafsir menggaris bawahi kalimat ini dengan sangat dahsyat.
Yakni pada ayat :
مَعْذِرَةً اِلٰى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa.
Maka ulama mengatakan, ada hikmah besar dari urutan kalimat diatas bahwa, pada kalimat "agar kami mempunyai alasan lepas tanggung jawab kemudian dan agar mereka bertaqwa."
Maka ulama mengatakan, ada hikmah besar dari urutan kalimat diatas bahwa, pada kalimat "agar kami mempunyai alasan lepas tanggung jawab kemudian dan agar mereka bertaqwa."
Menunjukkan tujuan manusia berdakwah, sebetulnya untuk kebutuhan dirinya sendiri sebagai pelepas tanggung jawab kelak dihadapan Allah.
Jika melihat penjabaran diatas, yang butuh akan dakwah ternyata adalah kita, yang jika tidak berdakwah diri ini akan menjadi rugi.
Kemudian didalam ayat itu Allah menyambung kalimat agar objek dakwah bertaqwa.
Maka salah, ketika kita berdakwah semata mata agar orang itu menjadi baik, biar tidak rusak lagi.
Karena nyata nya yang butuh akan dakwah ini, ialah kita sendiri, kemudian dari amal dakwah itu semoga, objek dakwah itu bertaqwa.
Kemudian kita lanjut ke ayat selanjut nyaa..
Kemudian kita lanjut ke ayat selanjut nyaa..
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
"Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik."
(QS Al-A’raf 7:165)
(QS Al-A’raf 7:165)
Allah mengatakan, maka ketika si orang yg berbuat dosa itu tidak mengindahkan peringatan si penyeru kebaikan..
. Maka Allah selamatkan orang yg menasehati itu dan kemudian mengadzab orang yang dzalim itu dengan siksaan keras..
. Maka Allah selamatkan orang yg menasehati itu dan kemudian mengadzab orang yang dzalim itu dengan siksaan keras..
Disini para ulama tafsir cukup dibuat bingung, dan menemukan hikmah besar didalam ayat ini..
Bukankah cerita di awal tadi mengisahkan 3 orang ?
Yaitu si penyeru kebaikan, orang yang cuek yang tidk mau berdakwah, dan yg ketiga yaitu orang yang berbuat dosa..
Yaitu si penyeru kebaikan, orang yang cuek yang tidk mau berdakwah, dan yg ketiga yaitu orang yang berbuat dosa..
Tetapi kenapa di ayat 165 ini yang disebut hanya dua orang saja ?
Yakni Allah akan selamatkan orang yang memberi nasehat.. dan Allah akan timpakan adzab pada orang dzalim..
.
Kemana orang yang melarang teman nya untuk menasehati orang berbuat dosa ?
Ternyata para ulama tafsir mengatakan ada hubungan dengan surat Al Anfal ayat 25..
Yakni Allah akan selamatkan orang yang memberi nasehat.. dan Allah akan timpakan adzab pada orang dzalim..
.
Kemana orang yang melarang teman nya untuk menasehati orang berbuat dosa ?
Ternyata para ulama tafsir mengatakan ada hubungan dengan surat Al Anfal ayat 25..
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS Al-Anfal 8:25)
Kata Allah, peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak menimpa orang dzalim saja ..
Kemudian kita lihat ayat berikut
Kemudian kita lihat ayat berikut
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
"Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selagi penduduknya adalah orang-orang yang berbuat kebaikan."
(QS Hud 11:117)
(QS Hud 11:117)
Allah mengatakan, Allah tidak akan membinasakan suatu negeri selama ada orang orang muslihun..
Kata para ulama, disini yang dikatakan adalah muslihun bukan solihun..
Jika di bahasa arab.. solihun adalah orang yang soleh tapi untuk dirinya sendiri..
tetapi kalau muslihun, adalah orang soleh yang juga melakukan perbaikan ditengah tengah masyarakat.. dia soleh dan mensolehkan sekitar..
.
Itulah beda solihun dan muslihun..
Maka kata Allah.. yang diselamatkan adalah orang orang muslihun..
.
Adapun yang solihun..
maka mereka kena adzab Allah..
.
Maka memang begitulah hendaknya muslim..
mereka tidak hanya memikirkan dirinya pribadi..
tetapi juga mencintai saudara nya..
.
Mereka alergi dengan keburukan.. bukan berarti dia bersih dan suci.. tetapi bukti cinta lingkungan dan ingin bersama sama hijrah kepada Allah.
tetapi kalau muslihun, adalah orang soleh yang juga melakukan perbaikan ditengah tengah masyarakat.. dia soleh dan mensolehkan sekitar..
.
Itulah beda solihun dan muslihun..
Maka kata Allah.. yang diselamatkan adalah orang orang muslihun..
.
Adapun yang solihun..
maka mereka kena adzab Allah..
.
Maka memang begitulah hendaknya muslim..
mereka tidak hanya memikirkan dirinya pribadi..
tetapi juga mencintai saudara nya..
.
Mereka alergi dengan keburukan.. bukan berarti dia bersih dan suci.. tetapi bukti cinta lingkungan dan ingin bersama sama hijrah kepada Allah.
Ustadz Ahmad Anas
No comments:
Post a Comment