RUQYAH SAAT HAMIL DAN MELAHIRKAN - FKDI Indonesia

Friday, October 14, 2016

RUQYAH SAAT HAMIL DAN MELAHIRKAN


*RUQYAH SAAT HAMIL DAN MELAHIRKAN*

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد:
Seorang yang beriman memiliki hubungan harmonis dengan Allah ta’ala melalui doa, dzikir, munajat, membaca Al-Qur’an, dan ibadah lainnya, maka ketika ia menghadapi masalah hidup, hubungannya dengan Allah semakin kuat.

Al-Qur’an menjelaskan bahwa kondisi seorang yang hamil adalah dalam kesusahan diatas kesusahan, kelemahan diatas kelemahan, apalagi semakin besar kandungan dan semakin tua usia kandungan, tentulah wanita semakin menganggung beban yang berat setiap saatnya, waktu-waktunya dipenuhi ketidak-nyamanan. Hari-hari yang seperti inilah yang telah banyak menjauhkan wanita muslimah hamil dari dzikrullah, ibadah berkurang, puasa ditinggalkan karena rukhshah, doa dan munajat tidak diperhatikan, bahkan ada yang mulai berat menjalankan shalat fardhu, dan akhirnya ditinggalkan, na’udzu billah min dzalik.

Bacaan doa atau ruqyah secara khusus tidak ada dalam hadits untuk wanita hamil dan saat melahirkan, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah menjelaskan dalam hadits-hadits menghadapi masalah berat, bencana, doa istighatsah (mohon penyelamatan diri), dan ayat-ayat Al-Quran telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Allah dalam penciptaan manusia di dalam rahim, bahkan setiap kesulitan pasti disampingnya da kemudahan. Maka ayat-ayat dan doa-doa tersebut boleh dibaca untuk wanita hamil dan saat melahirkan, karena telah dipraktikkan oleh ulama salaf dan difatwakan kemujarabannya oleh banyak ulama.

Al-Qur’an adalah sarana kesembuhan bagi segala penyakit jasmani dan rohani, bahkan sebagai rahmah ilahiyah bagi orang-orang yang beriman, karena Al-Qur’an adalah nur ilahy dalam kehidupan yang menerangi jalan hidup manusia.

Maka Allah mengizinkan bagi kita berobat dengan Al-Qur’an, baik dengan membacanya, menghayatinya (tadabbur), mendengarkanya, atau mengamalkannya dengan penuh keimanan yang suci, keyakinan yang sempurna, dan kepasrahan diri kepada Allah.
Rasulullah saw. pernah memerintahkan ummatnya dalam mengobati suatu penyakit dengan bacaan Al-Qur’an, beliau bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالشِّفَاءَيْنِ الْقُرْآنِ وَالْعَسَلِ
“Atas kamu sekalian berobat dengan dua obat: Al-Qur'an dan madu!” (HR. Ibnu Majah dalam As-Sunan 2/1142 no: 3452 dengan sanad shahih)
Ketika kita melakukan terapi dengan bacaan Al-Qur’an dan doa, bukan berarti kita berlepas diri dari ilmu kedokteran modern, karena memanfaatkan hasil penelitian ilmu kedokteran dan sarana terapi modern adalah bagian sunnah Nabi SAW, yang beliau anjurkan dalam sabdanya:
اَلْحِكْمَةُ ضَالَّةُ الْمُؤْمِنِ أَنَّى وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ النَّاسِ بِهَا
“Ilmu pengetahuan adalah barang yang dicari-cari seorang mukmin, maka dimanapun ia menemukannya, ialah orang yang paling berhak memilikinya.”

Kemanjuran terapi penyakit dengan Al-Qur’an, doa, beramal shaleh dan ikhtiyar mengonsumsi obat menjadi sarana terapi yang istimewa. Karena kita tidak hanya sembuh dari penyakit fisik, atau non fisik, akan tetapi kita mendapat nasihat-nasihat Al-Qur’an, nilai-nilai hidayah yang terkandung dalam bacaan Kalamullah, dan turunnya rahmat Allah. .

Hal ini dirangkum dalam sebuah firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ. قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu mau’izhah (nasehat Al-Quran) dari Tuhan-mu, sebagai penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah (wahai Rasulullah), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (Surat Yunus: 57-58)

Dan Allah berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami Turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian.” (Surat Al-Isra’: 82)
Syekh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Ath-Thibbun Nabawi menjelaskan bahwa Al-Quran sebagai syifa’ (obat atau penawar) segala macam penyakit baik yang bersifat fisik ataupun psykhis.

HAL-HAL YANG MEMBANTU PROSES PERSALINAN:
1. Banyak berjalan tanpa alas kaki selama 1 bulan terakhir.
2. Makan 7 butir kurma ‘ajwah setiap pagi.
3. Banyak bershadaqah untuk membantu orang fakir dan miskin.
4. Banyak minum air Zamzam yang sudah dibacakan ruqyah dan doa.
5. Mengkonsumsi kurma segar atau jus kurma.
6. Menjelang saat melahirkan: satu sendok makan habbah sauda’ direbus dalam 2 gelas air selama 15 menit kemudian didinginkan, masukkan 4 sendok makan madu Indonesia atau 2 sendok madu Arab dikocok sampai rata untuk diminum.
7. Mandi dan keramas dengan air hangat.
8. Banyak berdzikir dengan tenang tanpa mengeluarkan suara.
9. Pemijatan pada titik tiga jari diatas mata kaki kanan dan kiri bagian dalam setelah terjadi pembukaan dan siap melahirkan.
10. Banyak beristighfar kepada Allah, karena istighfar bisa menjadi sarana yang menghapus dosa, menambah kekuatan, memudahkan segala urusan, mendatangkan rizki, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat bagi saudara seiman dan Allah memudahkan proses lahirnya mujahid dan mujahidah Islam yang tangguh.
Wallahu a’lamu bishshawab

By : Ustadzah Nimas
Edisi : Senin, 10 Oktober 2016

No comments:

Post a Comment