MENJADI PERHIASAN DUNIA - FKDI Indonesia

Saturday, July 22, 2017

MENJADI PERHIASAN DUNIA

Ilustrasi dari google


Edisi        : Selasa , 18 Juli 2017
Pemateri : Ustadzah Nimas

MENJADI PERHIASAN DUNIA

Dalam al-Quran di jelaskan sebagai berikut “dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus” (QS. Al-Hajj : 54)
Sahabat fillah yang di Rahmati Alloh marilah kita menjadi wanita sholiha sebagai perhiasan dunia, menurut islam dengan langkah langkah ini:

1.  Memperdalam ilmu yang benar karena iman akan mudah rapuh dan terombang ambing jika tanpa ilmu. Orang yang hanya sekedar percaya namun tidak pernah memupuk imannya dengan pengetahuan, tentu seperti tanaman yang sehat namun tidak diberikan pupuk yg lambat laun akan mudah mati. Selain itu sebagai seorang muslimah kita adalah madrasah bagi anak anak kita dan juga untuk di bagi dengan orang lain sehingga bermanfaaat bagi orang lain.

2.  Berkumpul Bersama Orang-orang Shaleh
Untuk menjadi wanita shalehah maka kita bisa berkumpul juga dengan prang-orang yang shaleh. Orang-orang yang shaleh tentu akan mampu memberikan pengondisian kepada kita, sehingga kita pun akan ikut pada kebiasaan yang baik.
Orang-orang yang shalehah adalah yang saling mengingatkan dalam kebaikan dan menasehati dalam kebenaran. Hal ini disampaikan dalam ayat Al-Quran.
 “Demi Masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. “ (QS. Al-Ashr : 1-3)

3.  Memulai Kebaikan Dari Hal yang Kecil
Untuk bisa menjadi wanita shalehah tentu tidak perlu kita melakukan suatu kebaikan dari yang paling sulit atau hal besar yang ingin kita lakukan. Kebaikan yang kita mulai bisa kita lakukan dari hal kecil. Amalan kecil jika dilakukan terus menerus dan konsistensi yang baik, tentu akan menjadi hal yang besar.

4.  Meningkatkan Kualitas Diri Untuk Kebermanfaatan.
 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash : 77)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kita diperintahkan kepada Allah untuk selalu mencari karunia-Nya dan juga dimanfaatkan untuk kebahagiaan di akhirat. Wanita yang shalehah harus terus mencoba melakukan peningkatan kualitas diri untuk dapat mencapai karunia Allah di muka bumi untuk bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, bukan justru untuk dimanfaatkan sendiri atau bersifat individualistis. Peningkatan kualitas diri bisa di bidang apapun dan hal apapun yang bermanfaat, asalkan tidak melanggar syariah dari Allah SWT.

5.  Rajin menjalankan ibadah Baik itu yang wajib maupun yang sunnah.
Ibnu Katsir berkata:“Sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rizki dan menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya. Sesungguhnya amal kejahatan itu akan menggelapkan hati, menyuramkan wajah, melemahkan badan, mengurangkan rizki dan menimbulkan rasa benci di hati manusia kepadanya.” (Tafsir Ibnu Katsir IV/204).

6.  Menjalankan kewajibannya dalam keluarga
Wanita yang shalehah tentunya akan bisa menjalankan kewajibannya sebagai istri dan ibu untuk anaknya kelak. Sebagaimana dalam hadits berikut :
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhisannya adalah wanita shalehah” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai)
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Berdasarkan dalil-dalil dan penjelasan tersebt maka bisa disimpulkan bahwa kecantikan wanita dalam islam yang haqiqi terletak pada agama, hati dan akhlaknya dan bukan terletak pada paras atau penampilannya.
Jadi para wanita tidak perlu khawatir dan membuang waktu serta uang untuk mempercantik diri karena sejatinya Allah tidak memandang rupa seseorang melainkan hanya iman dan taqwanya.

7.  Tidak Menunda Untuk Berubah
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.”  (QS. An-Nisa : 146).
Menjadi wanita shalehah bukanlah proses dari sehari atau dua hari saja melainkan proses yang panjang dan membutuhkan usaha yang kuat.

8.  Senantiasa Menutup Aurat, Wanita sholihadalam islam tentunya mereka yang senantiasa menutup auratnya dan memenuhi perintah Allah SWT yang tdisebutkan dalam firman-Nya berikut ini,
“Katakanlah  orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya” (QS. An-Nur : 31)

9. Menjalankan perannya sebagai ibu bagi anak anak dan keluarganya
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu …” (QS : At-Tahrim: 6).
seorang istri yang shalihah adalah istri yang mampu mendidik anak-anaknya menjadi anak shaleh sesuai cara mendidik anak dalam Islam.


10. Menjalankan perannya sebagai seorang istri.
Bila seorang istri ingin mendapatkan semua pahala suamimaka lakukan empat hal maka kita mendapatkan semua pahala laki- laki
1.  Kata Rasulluh solalluhu alaihi wasalam
Cari terus apapun yang di sukai suamimu lakukan selama itu tidak berbuat maksiat kepada Alloh
2.  Taati suamimu apapaun yang di perintahkannya baik kita dalam keadaan senang atau tidak senang, rela ataupun tidak rela, suka ataupun tidak suka selama itu tidak untuk berbuat dosa kepada Alloh.
3.  Ketika suamimu tidak ada di rumah jaga dirimu dari segala gangguan atau segala ihtilat yang bila suamimu ada di rumah maka di tidak suka engkau melakukan hal tersebut. Misalnya dengan wa, twiteran fb an dengan lelaki lain, suami tidak ada dengan suami orang lain walaupun itu hanya sekedar obrolan biasa. Ada atau tidak ada suami maka kita wajib menjaga kehormatan kita dan suami kita. Hindari Seperti Berghibah,menunda nunda sholat tanpa alasan yang kuat,pergi ke pasar dengan tidak ada kepentingan yang mendesakdan tanpa didampingi mahram, meniru niru wanita kafir, kapitalismendidik dengan didikan, membiarkan suami dalam kemaksiatannya, bersahabat dengan wanita-wanita fajir dan fasik dan bertabarruj.
4.  Jagalah harta suamimu dan anak anak suamimu sekalipun itu bukan anakmu sendiri tetap jagalah.
Bila empat hal ini kita lakukan menurut Rasulluh maka semua amal ibadah yang di lakukan suami kita mendapatkan pahala yang sama dengan yang diterima suami kita, seperti copypaste saja.

Menjalankan Kewajibannya sebagai seorang anak kepada orang tuanya sebagai berikut:
1. Taat kepada orang tua
Anak wajib menaati orang tua karena dalam banyak hal orang tua yang hidup lebih lama telah memiliki lebih banyak pula pengalaman hidup yang memperkaya kearifan serta kebijakan mereka. Tentu saja anak wajib menaati orang tua dalam kebaikan dan bukan dalam keburukan atau dalam perkara yang mendurhakai Allah, seperti tertera dalam hadits berikut ini:
“Tidak ada ketaatan dalam mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu ada hanya di dalam melakukan kebaikan.” (HR. Bukhari)
2. Segera datang jika dipanggil
Panggilan orang tua harus dipenuhi oleh anak sesegera mungkin. Kesibukan sehari – hari terkadang membuat anak lupa untuk mengikuti perintah orang tuanya atau sekedar datang memenuhi panggilan orang tua. Jika orang tua memanggil, tundalah dulu apa saja yang sedang dikerjakan dan mulailah beranjak ke arah mereka dan tanyakan apa keperluannya. Memenuhi panggilan orang tua sesegera mungkin adalah cara menghormati orang tua dengan benar.
3. Berbicara dengan lemah lembut
Adab terhadap orang tua yang benar adalah berbicara dengan lemah lembut dan sopan, hal ini sudah menjadi kewajiban anak kepada orang tua dalam Islam.
4. Menghormati orang tua
Kewajiban anak untuk menghormati orang tua juga harus dilakukan dengan benar. Misalnya, tidak berkata buruk kepada orang tua, mempertimbangkan cara menjaga perasaan mereka seperti kita tahu cara menjaga perasaan orang lain dengan perbuatan yang baik dan tidak menyinggung orang tua. Hal itu termasuk tidak mencela orang tua dan tidak membiarkan orang lain mencela orang tua pula.
5. Menjauhkan hal yang tidak disukai orang tua
Sebagai anak tentu kita mengetahui hal apa saja yang disukai orang tua dan apa yang tidak disukai oleh mereka untuk kita lakukan. Jika bisa, janganlah anak melakukan hal yang tidak disukai orang tua atau memperlihatkan hal yang tidak disukai orang tua tersebut.
6. Menafkahi orang tua jika mampu
Jika ingin mencari cara membahagiakan orang tua, salah satunya adalah dengan menjalankan kewajiban menafkahi orang tua jika anak sudah mampu secara ekonomi. Salah satu hadits yang menggambarkan pentingnya menafkahi orang tua yaitu:
“Kamu dan hartamu milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
7. Merawat orang tua
Merawat orang tua yang sudah berusia lanjut atau menderita sakit adalah kewajiban anak kepada orang tua dalam Islam yang harus dipenuhi. Ketika dewasa, orang tua akan beranjak tua dan mungkin tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri. Disinilah perlunya anak untuk menjalankan tugasnya merawat orang tua agar tidak menjadi anak durhaka kepada orang tua. Keutanmaan merawat orang tua disebutkan dalam hadits berikut:
” Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya sudah renta atau salah seorang dari keduanya namun tidak dapat membuatnya masuk surga.” (HR. Muslim)
8. Mendoakan orang tua
Sebagaimana orang tua selalu mendoakan anak – anaknya, maka anak pun wajib mendoakan orang tua setiap saat untuk kebaikan orang tuanya. Kewajiban mendoakan orang tua tercantum dalam Al Qur’an yaitu:
“Wahai Tuhanku kasihanilah orang tuaku keduanya sebagaimana mereka mengasihani aku sewaktu aku kecil” (QS. Al – Israa : 24)
9. Memenuhi kebutuhan orang tua
Tidak hanya menafkahi orang tua jika mampu, anak juga berkewajiban memenuhi kebutuhan orang tua, hal ini juga merupakan salah satu kewajiban anak terhadap orang tua setelah menikah, terutama kewajiban laki – laki setelah menikah kepada orang tuanya.
10. Meminta izin dan restu dari orang tua
Izin dari orang tua sangat penting bagi seorang anak, karena melalui izin yang diberikan itu maka berarti orang tua juga memberikan ridho dan doanya kepada sang anak untuk melakukan hal tersebut. Pentingnya meminta izin orang tua terlihat dari hadits yang menceritakan seorang laki – laki yang akan pergi berjihad dan bertanya kepada Rasulullah apakah dia bisa ikut untuk berjihad. Lalu Rasulullah bertanya apakah dia masih memiliki orang tua, dan ketika dijawab masih, maka Rasulullah menyuruhnya berjihad dengan cara berbakti kepada kedua orang tuanya.
11. Menjaga nama baik 
Cara anak untuk menjaga nama baik orang tua dapat diperoleh apabila seorang anak tahu cara menghindari perilaku tercela dan mengutamakan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama, serta bersikap sesuai dengan tujuan hidup dalam Islamyaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.
12. Menjaga amanat dari orang tua
Menjaga amanat orang tua juga merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang anak sebagai bagian dari kewajibannya kepada orang tua. Anak yang diberi amanat berarti sedang menjalankan kepercayaan dari orang tuanya dan harus mengusahakan untuk mengemban amanat tersebut dengan baik. Itulah kewajiban anak kepada orang tua dalam Islam yang harus dipenuhi.

FKDI GRUP KAJIAN UMUM AKHWAT

No comments:

Post a Comment