![]() |
Ilustrasi dari Google |
MAUT TAK MENUNGGU TAUBATMU!
Ustadz Rully Wiharnoto
Prolog : “Kullu nafsin dzaiqotul maut (setiap jiwa-jiwa yang bernafas pasti akan mencicipi kematian)”
Pernahkan kita berpikir bahwa ajal tidak pernah menunggu hingga kita bertaubat?
Ibnu Umar berkata: “Aku bersama Rasulullah, lalu seorang lelaki Ansar datang kepada Baginda mengucapkan salam lalu bertanya : Wahai Rasulullah. Manakah antara kaum mukminin yang paling utama? Baginda menjawab : Yang paling baik akhlaknya antara mereka. Dia bertanya lagi : Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdas?
“Baginda menjawab : Yang paling banyak mengingat kematian antara mereka dan paling bagus persiapannya selepas kematian. Mereka itu orang cerdas,”
(Hadis Riwayat Imam Ibnu Majah)
Kita sering lupa bahwa kita hidup sebenarnya menunggu kematian, oleh sebab itu, mengingat mati bukanlah mengabaikan setiap perkara di dunia tetapi mengingat mati ialah menghindarkan diri dari tertipu dengan kenikmatan dunia yang serba sementara.
Senantiasa mengingati mati dan membuat persiapan untuk ke alam kubur dan alam akhirat.
Di akhirat kelak kita akan ditanya apakah yang telah kita lakukan di dunia.
Bukankah segala perbuatan kita diketahui oleh Allah SWT ?
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Sebenarnya maut yang kamu larikan diri daripadanya itu, tetap menemui kamu; kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahu kepada kamu apa yang kamu telah lakukan (serta membalasnya).” (Surah Al-Jumu’ah :8.)
Dan perlu diingat, kita hidup di dunia bukanlah untuk bersenang-senang semata-mata tetapi berusaha bersungguh-sungguh mengamalkan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Tetapi alangkah ngerinya apabila kita selalu menunda amal perbuatan baik dan taubat karena merasa usia masih muda dan merasa akan hidup lama di dunia ini padahal maut akan menjemput kapan dan di mana saja kita berada tanpa kita ketahui.
Manusia di ciptakan adalah untuk beribadah kepada ALLAH SWT . maka berusahalah untuk mendapatkan ridha ALLAH SWT, bukan untuk mencari kesenangan dunia yang sementara.
Sungguh berbahagia orang yang senantiasa mengingat segala dosa yang telah dilakukan oleh dirinya sendiri demi sebuah perubahan diri menuju taubat nasuha.
Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan segala amal perbuatan untuk menghadapi-Nya.
Firman Allah SWT : Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim” (QS.Al-Hujurat:11)
Ingatlah.
Bahwa hidup ini adalah perjalanan panjang, yang kita tidak tahu dimana akan berhenti berjumpa dengan maut.
Maka dari itu, setiap aktivitas yang dijalani harus bermekar indah sebagai ibadah. Sehingga lukisan kenikmatan surga meringankan semua beban kehidupan duniawi dalam diri mereka.
Mari kita lihat dan bayangkan :
- Lukisan kenikmatan surga meringankan langkah kaki mereka menyusuri napak tilas perjuangan yang penuh onak dan duri.
- Tak ada duri yang sanggup menghentikan langkah mereka. Sebab duri itu justru memberinya kenikmatan jiwa saat jiwa duniawinya sedang bermandikan sungai surga.
- Lukisan kenikmatan surga melahirkan semua kehendak dan kekuatan yang terpendam dalam dasar kepribadiannya.
- Tak ada kehendak akan kebaikan yang tak menjelma jadi realita.
- Tak ada tenaga raga yang tersisa dalam dirinya, semua larut dalam arus karya dan amal.
- Mari kita lihat dan bayangkan :
- Lukisan kedahsyatan neraka memburamkan semua keindahan syahwat dalam pandangan mata hatinya.
- Lukisan kedahsyatan neraka mematikan semua kecendrungan pada kejahatan. Sebab kejahatan itu sendiri telah berubah menjadi neraka dalam jiwanya, saat sebelah kakinya telah terjerembab kedalam neraka dengan satu kejahatan, dan kaki yang satu akan menyusul dengan kejahatan kedua.
- Lukisan kedahsyatan neraka menghilangkan semua rasa 'kehilangan, kepahitan dan penyesalan' dalam dirinya saat ia mencampakkan kenikmatan syahwati.
Lukisan surga dan neraka memberi mereka kesadaran yang teramat dalam akan waktu.
Makna kehidupan menjadi begitu sakral, suci dan agung ketika ia diletakkan dalam bingkai kesadaran akan keabadian.
Kaki mereka menapak di bumi, tapi jiwa mereka mengembara di langit keabadian.
Dari telaga keimanan ini mereka meneguk semua kekuatan jiwa untuk dapat mengalahkan hari-hari.
Seperti apakah kenikmatan yang bisa diberikan syahwat duniawi kepadamu, jika ia engkau letakkan dalam neraka jiwamu ?
Seperti apa pulakah kepahitan yang dapat diberikan penderitaan duniawi kepadamu, jika ia engkau simpan dalam surga jiwamu ?
Yaa ALLAH... Kuatkanlah Kami
Mulai dari detik ini,
Mari kita berazzam dan ikhtiarkan dalam jiwa. Untuk menyiapkan kematian dengan indah, agar berujung pada khusnul khotimah.```
Jika diri terselimuti dengan noktah hitam dosa, maka akhiri dengan taubatan nasuha.
Iringi dengan amal kebajikan agar dosa terampuni, serta muhasabahi agar tak terulang lagi.
Ingatlah!
MAUT TAK MENUNGGUMU TAUBATMU!
Wa Allahu'alam
@rlw.elhamasyi
No comments:
Post a Comment