KETEGASAN SEORANG WANITA
Ustadzah Nimas
Penjelasan tentang hakikat wanita dalam Al Qur’an dan As Sunnah amatlah lengkap, memuaskan, sesuai dengan akal, fitrah manusia, dan realita atau kondisi masa kini. Sehingga tidak boleh menafsirkannya dengan tafsiran yang “dipaksakan”, tafsiran yang berdasar hawa nafsu maupun yang berkedok alasan tuntutan peradaban dan zaman.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai kaum wanita,
“Wanita adalah bagian dari pria.”(HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits inishahih).
Dalam sejarahnya, wanita pada zaman sebelum Al quran turun, tidaklah lebih berharga daripada barang. Yang bisa dimiliki, bisa diperlakukan seenaknya. Dan kedudukan wanita pun sangat rendah. Saat itu jika seseorang memiliki bayi perempuan yang baru lahir, maka buat mereka itu adalah aib. Tak sedikit anak perempuan yang lahir itu dikubur hidup-hidup. Perempuan dewasa pun nasibnya tidak lebih baik. Seorang wanita bisa di pergilirkan oleh beberapa pria. Bayangkan bagaimana perasaan kaum wanita ketika Islam datang. Mereka memperoleh harga dirinya kembali. Didudukkan sejajar dengan pria. Maka tak heran, orang-orang pertama yang memeluk Islam sebagian dari kalangan wanita. Terlebih pengakuan terhadap wanita diabadikan dalam Alquran.
Untuk saat ini Dari segi pandangan lelaki kebanyakan perempuan itu seharusnya menjadi sosok yang feminim layaknya wanita seutuhnya. Tapi sayangnya banyak juga pria yang memanfaatkan sikap feminim wanita untuk kesenangan dia sendiri, karena itulah sekarang saatnya kamu menjadi wanita tegas.
Zaman sekarang jarang wanita yang mempunyai kepribadian. Ketika seorang temannya mengajak shopping ia tetap ikut, meskipun sebenarnya ia mempunyai kegiatan yang lain yang sangat penting dibandingkan shopping. Contoh lainnya adalah ketika temannya mengajaknya jalan-jalan. Ia tidak berani menolaknya. Walaupun pada waktu tersebut ia mempunyai tugas kuliah yang harus dikerjakan. Seorang wanita yang mempunyai kepribadian berani menolak secara tegas ketika teman menawarinya apa yang tak ia bisa atau suka. Apalagi jika pada waktu yang bersamaan ia harus mempersiapkan diri untuk hal-hal penting seperti ujian akhir semester.
Orang bilang menjadi wanitategas bisa bikin pria takut dan akhirnya mundur untuk mengejarmu, sebagian orang ada juga yang menganggap ketegasan ini sebagai sosok yang dominan dalam hubungan. Masih banyak lagi komentar negatif yang menanggapi seorang wanita tegas sampai-sampai menyudutkannya agar meninggalkan ketegasan itu, karena kodrat wanita seharusnya menjadi sosok yang feminim.
Sebenarnya itu semua adalah tanggapan yang salah, bukan hanya pria , wanita juga harus punya ketegasan, tujuannya bukan membuatmu dominan tapi supaya orang lain tidak berbuat seenaknya pada diri kita
Tegas Bukan Berarti Terlihat Judes Atau Galak, Tapi Lebih Kependirian yang Membuat Orang Lain Segan.
Masih banyak orang salah dalam menanggapi ketegasan sehingga menyamakannya dengan sikap judes atau galak. Nyatanya orang tegas juga bisa kok terlihat ramah, kalem dan cenderung punya pembawaan yang tenang. Jika kamu punya pendirian tegas orang tidak akan bisa seenaknya mempengaruhi segala keputusanmu termasuk pasangan, semua keputusan ada ditanganmu orang lain hanya berhak memberi masukan demi kebaikanmu.
Kamu Tidak Harus Mengiyakan Pasangan, Kamu Bukan Bodyguardnya. Sebab Prinsip Berhubungan Soal Menyatukan Pandangan
Mengucapkan kata “Tidak” sesekali perlu kamu ucapkan pada kondisi tertentu. Bukan bermaksud menyuruh dirimu menolak mentah-mentah sudut pandang pasanganmu, apa kamu tidak ingin orang lain termasuk pasanganmu menghargai pandanganmu? Ingat dia juga orang biasa dimana opini dia selalu benar. Pikiran dan perasaan kalian boleh berbeda, tapi mau tidak mau perbedaan itu harus melebur menjadi satu untu mendapatkan kesepakatan bersama, jadi mengambil jalan tengah dalam mengambil keputusan juga bisa dianggap ketegasan.
Menjadi Wanita Tegas Tidak Akan Mudah Membuatmu Diatur-atur, Malahan Mereka Akan Lebih Menghargai Usahamu.
Saking seringnya bilang “Iya” hanya demi dianggap dirimu cinta si doi sepenuhnya membuat dirimu tidak sempat mengatur dirimu sendiri, masa iya dari masa ta’arufan sampai nikah mau diatur-atur terus toh kamu sudah sedewasa ini, padahal kamu sendiri sudah paham hal mana yang baik dan tidak. Mulai sekarang kamu harus berani mengambil keputusan yang dirasa tidak merugikan orang lain, sesuai syariat agama dan etika, kalaupun kamu gagal dari usahamu ya itu sudah menjadi resiko yang kamu hadapi. Jika kamu berhasil kamu juga kan yang merasakan keberhasilan itu.
Ketegasan Tidak Harus Berani Mengambil Keputusan atau Hidup Mandiri Terus-menerus, Sesekali Kamu Perlu Megubah Wujud Ketegasanmu Menjadi Sosok Perhatian
Menjadi tegas tidak harus berlebihan dan meninggalkan sosok kewanitaanmu, jika sikap tegas yang kamu jalani sudah kelewatan takutnya nanti dia pergi meninggalkanmu. Kamu bisa memberi perhatian sederhana seperti mengucap kaliamt sudah makan belum, jangan begadang terus ya pokoknya kamu harus istirahat malam ini! Kalau ngeyel jangan hubungi aku lagi. Bila dia menjawab gitu aja kok marah ? Balas dia dengan jawaban “Bukan marah, cuma sebel aja sama kamu yang nggak bisa jaga kesehatan”, Nggak ada salahnya kan memberi perhatian dalam bentuk ketegasan.
Dalam hal mendidik anak juga dibutuhkan karakter wanita yang tegas.
Adalah Shafiyyah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah saw. Sejak muda ia dikenal berkepribadian kuat dengan tutur kata fasih, cerdas, piawai memanah, dan berkuda. Ayahnya adalah Abdul Muthalib bin Hasyim, pemimpin tertinggi dan tokoh Quraisy terkemuka. Sementara ibunya adalah Halah binti Wahb, saudara kandung Aminah binti Wahb, ibunda Rasulullah.
Setelah suaminya, Awwam bin Khuwaylid meninggal. Shafiyyah membesarkan anaknya dalam kesukaran hidup. Ia mendidik anak lelakinya dengan pendidikan yang keras dan penuh keprihatinan. Diajarkan putra kecilnya itu menunggang kuda, menggunakan senjata, memanah, dan memperbaiki busur. Shafiyyah pun tak segan menyuruh putranya melaksanakan tugas-tugas berisiko tinggi dan memukulnya dengan keras bila enggan maju.
Shafiyyah mendapat banyak kritik karena dinilai terlalu keras mendidik anak. Namun ia membantahnya dengan berkata tegas, “Siapa yang menganggapku memukulnya karena marah, maka anggapannya itu salah. Aku memukulnya demi membuatnya semakin mengerti agar kelak ia tidak pernah gentar menghancurkan musuh dan pulang dari medan perang dengan kemenangan.”
Hasilnya terbukti, dari tangan dinginnya terbentuklah sosok mujahid pemberani yang diberi gelar oleh Rasulullah sebagai Hawari (pembela) Rasulullah. Dialah Zubair bin Awwam, yang Umar bin Khattab bahkan menyetarakan kemampuannya dengan 1000 orang. Pedangnya merupakan pedang pertama yang terhunus untuk membela Islam.
“Maka wanita yang shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada (bepergian)”(QS. An-Nisa’: 34). Inilah sifat wanita mu’minah yang diridhai dengan adanya tugas mulia dari Ar Rahman.
No comments:
Post a Comment