TA'ARUF - FKDI Indonesia

Tuesday, April 24, 2018

TA'ARUF

TA'ARUF

Ustadz Herman Budianto, MSi
Rabu, 21 Februari 2018


Ta'aruf secara umum adalah mengenal lebih dekat, secara khusus merupakan salah satu cara sebelum seseorang melakukan lamaran, karena dengan taaruf seseorang dapat sedikit tahu informasi tentang sang calon suami atau istri.

Namun saat ini banyak yang salah arti tentang makna ta’aruf itu sendiri dan menganggap lumrah bahwa ketika dua orang yang belum mahram berada dan berdekatan

Berikut proses ta'aruf

[1] Sebelum terjadi akad nikah, kedua calon pasangan, baik lelaki maupun wanita, statusnya adalah orang lain. Sama sekali tidak ada hubungan kemahraman. Sehingga berlaku aturan lelaki dan wanita yang bukan mahram.

Mereka tidak diperkenankan untuk berdua-an, saling bercengkrama, dst. Baik secara langsung atau melalui media lainnya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا

“Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syu’aib al-Arnauth).

Setan menjadi pihak ketiga, tentu bukan karena ingin merebut calon pasangan anda. Namun mereka hendak menjerumuskan manusia ke maksiat yang lebih parah.

[2] Luruskan niat, bahwa anda ta’aruf betul-betul karena ada i’tikad baik, yaitu ingin menikah. Bukan karena ingin koleksi kenalan, atau cicip-cicip, dan semua gelagat tidak serius. Membuka peluang, untuk memberi harapan palsu kepada orang lain. Tindakan ini termasuk sikap mempermainkan orang lain, dan bisa termasuk kedzaliman.

Sebagaimana dirinya tidak ingin disikapi seperti itu, maka jangan sikapi orang lain seperti itu.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Kalian tidak akan beriman sampai kalian menyukai sikap baik untuk saudaranya, sebagaimana dia ingin disikapi baik yang sama. (HR. Bukhari & Muslim)

[3] Menggali data pribadi, bisa melalui tukar biodata

Masing-masing bisa saling menceritakan biografinya secara tertulis. Sehingga tidak harus melakukan pertemuan untuk saling cerita. Tulisan mewakili lisan. Meskipun tidak semuanya harus dibuka. Ada bagian yang perlu terus terang, terutama terkait data yang diperlukan untuk kelangsungan keluarga, dan ada yang tidak harus diketahui orang lain.

Jika ada keterangan dan data tambahan yang dibutuhkan, sebaiknya tidak berkomunikasi langsung, tapi bisa melalui pihak ketiga, seperti kakak lelakinya atau orang tuanya.

[4] Setelah ta’aruf diterima, bisa jadi mereka belum bertemu, karena hanya tukar biografi. Karena itu, bisa dilanjutkan dengan nadzar.

Dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan,

“Suatu ketika aku berada di sisi Nabi shallallahu’alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang lelaki. Dia ingin menikahi wanita Anshar. Lantas Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepadanya,

“Apakah engkau sudah melihatnya?”

Jawabnya, “Belum.”

Lalu beliau memerintahkan,

انْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا

“Lihatlah wanita itu, agar cinta kalian lebih langgeng.” (HR. Turmudzi 1087, Ibnu Majah 1865 dan dihasankan al-Albani)

Nadzar bisa dilakukan dengan cara datang ke rumah calon pengantin wanita, sekaligus menghadap langsung orang tuanya.

[5] Dibolehkan memberikan hadiah ketika proses ta’aruf

Hadiah sebelum pernikahan, hanya boleh dimiliki oleh wanita, calon istri dan bukan keluarganya.

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا كَانَ مِنْ صَدَاقٍ أَوْ حِبَاءٍ أَوْ عدةٍ قَبْلَ عِصْمَةِ النِّكَاحِ فَهُوَ لَهَا وَمَا كَانَ بَعْدَ عِصْمَةِ النِّكَاحِ فَهُوَ لِمَنْ أُعْطِيَهُ أَوْ حُبِىَ

“Semua mahar, pemberian dan janji sebelum akad nikah itu milik pengantin wanita."

Langkah melakukan Ta’aruf dengan hasil terbaik.

1. Persiapan Diri Sebaik Mungkin


Ta’aruf bukanlah proses yang main-main lagi, karena tujuannya sudah jelas, yakni pernikahan dan membangun keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah. Karena itulah, persiapkan dirimu sebaik mungkin saat kamu memutuskan untuk berta’aruf. Saat kamu memutuskan untuk melakukan Ta’aruf, maka bersiaplah sebagai calon pengantin, baik itu suami atau istri.

Kesiapan itu meliputi kesiapan mental, ilmu, finansial, psikologis dirimu dengan sebaik-baiknya. Tak ada salahnya juga kamu memperbanyak menghadiri seminar dan kelas pranikah yang akan sangat bermanfaat untuk dirimu dan pasanganmu kelak.

2. Persiapan Orang Tua Juga Penting Untuk Dilakukan


Ingatlah bahwa pernikahan itu bukan hanya tentang kalian berdua, tetapi juga penyatuan dua buah keluarga besar dan yang paling utama kamu harus dapat meyakinkan orang tuamu bahwa kamu akan menjalani Ta’aruf, dan jangan lupa meminta restu darinya.

Bahkan kalau boleh kamu malah bisa meminta bantuan orang tuamu untuk menentukan calon pasangan, tapi ingat kalua ini bukan perjodohan. Dan orang tua tidak akan memaksamu dengan pilihan mereka, hanya membantu memilihkan saja. Karena ajika orang tua sudah memberikan restu, kemungkinan untuk berhasil menemukan jodoh terbaik ini akan sangat besar peluangnya.

3. Buat Proposal Ta’aruf Sebaik Mungkin


Pembuatan proposal atau resume dalam prosesi Ta’aruf ini akan sangat penting dilakukan, karena itu akan menjadi panduan untuk kamu dan calon pasanganmu menemukan kecocokan. Namun sebagai syarat utama, apa yang kamu tulis adalah hal yang sebenar-benarnya, tidak ada kebohongan, dan semuanya realistis.

4. Temukan Pendamping atau Perantara Ta’aruf Yang Tepat


Prosesi Ta’aruf jelas akan menghindarkanmu dari zina dan fitnah, karena dalam Ta’aruf ini ada yang namanya perantara, dimana ia akan menyampaikan informasi yang dibutuhkan dan perlu diketahui oleh dua belah pihak. Dan hanya melalui perantara itu lah pasangan Ta’aruf akan mendapatkan informasi satu sama lain. Biasanya yang menjadi perantara adalah guru ngaji atau guru spiritual dari salah satu pihak, dan dia bisa bertindak secara objektif dan juga jujur.

5. Observasi Mendalam Sebelum Ta’aruf


Observasi pra-ta’aruf ini sangat penting untuk dilakukan, karena akan berfungsi untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi penting mengenai sosok yang sekiranya cocok dengan kriteria yang kamu dan  juga orang tuamu. Setidaknya Ta’aruf bukanlah “beli kucing dalam karung”, jadi jangan sampai menyesal kemudian hari.

Dan perlu kamu tahu bahwa menemukan dia yang terbaik bisa melalui berbagai cara, dan jika memang kamu sudah mantap dengan pilihanmu, kamu bisa langsung memberitahu pada perantara yang kamu percaya.

No comments:

Post a Comment