MEMBONGKAR KEDOK PERDUKUNAN DAN CIRI-CIRI DUKUN HITAM DAN DUKUN PUTIH
Pemateri: Bunda Lintang Ratri
Edisi: 16 Agustus 2018
Allah SWT berfirman:
"Katakanlah (Muhammad), Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan."
(QS. An-Naml 27: Ayat 65)
CIRI-CIRI DUKUN PUTIH
1. Berpakaian sangat rapih seolah olah seorang ustadz atau pak kiyai dengan menggunakan pakaian serba putih, seperti berjubah, bergamis, bersorban dll.
2. Menggunakan ayat suci al-qur’an sebagai mantra mantranya, akan tetapi bukan bermaksud untuk memuliakan al-qur’an sebagai kitab yang suci, tetapi sebaliknya untuk di hinakan.
3. Selalu berdzikir dan menyuruh pasiennya untuk berdzikir pula dengan jumlah tertentu seperti sekian ratus atau ribuan, yang sebenarnya sama sekali tidak terdapat dalam tuntunan Rasullullah. Seperti contohnya membaca Asma Allah “Al-Quddus” 170 x di dalam kamar seusai sholat fardhu
4. Memberikan pantangan-pantangan yang berhubungan dengan agama, seperti jangan tinggalkan shalat lima waktu, jangan berjudi, jangan mabuk-mabukan, dll.
5. Bersenjatakan tasbih. Rajahnya bertuliskan huruf-huruf hijaiyah. Lafal Manteranya di campur dengan bacaan Arabnya.
6. memakai isim (tulisan Arab berupa mantra bahkan Al-qur'an yang ditulis Sungsang terputus-putus sebagai penangkal pelindung atau dianggap mendatangkan berkah tertentu.
7. menganjurkan amalan atau wirid tertentu yang tidak ada dasarnya.
8. menyuruh ziarah ke makam-makam tertentu seperti: wali, Kyai, Ustaz dll sebagai syarat kesembuhan.
9. meminta tanah tertentu untuk media pengobatan, baik dari kuburan, makam wali, atau daerah tertentu.
10. menuliskan dan membaca mantra yang tidak dapat dipahami berupa huruf terputus-putus di sebuah kertas (jimat) atau di lempengan tembikar putih, lalu menyuruh pasien melarutkan dan meminumnya.
11. menggunakan benda sebagai mediasi mengeluarkan penyakit atau pengobatan.
seperti: telur yang di tulis huruf arab dan di pecah berubah warna dan ada bendanya.
12. memberikan air putih yang diberitakan penuh Karomah dan mujarab.
CIRI-CIRI DUKUN HITAM
Adapun ciri ciri dukun hitam adalah kebalikan dari dukun putih yaitu:
1. Berpenampilan seram, menakutkan, berpakaian serba hitam,
2. suka tempat gelap, serta akrab dengan batu akik dan kemenyan.
3. Menggunakan mantra mantra dengan bahasa yang tidak di pahami kecuali oleh dirinya sendiri.
4. Menyuruh pasiennya untuk menyembelih binatang sebagai syarat tumbal kepada jin.
5. Menyuruh pasiennya untuk berbuat maksiat seperti membunuh, berzinah, dll.
6. Menistakan agama seperti melumuri ayat ayat al qur’an dengan benda benda najis dan kotoran kotoran.
7. Bersenjatakan jimat pusaka, susuk, sesaji, Kemenyan, rajah rajah, mantera mantra dll sebagaimana yang telah di jelaskan. Dan banyak lagi ciri cirinya sebagai mana yang ma’ruf di ketahui oleh kita semua.
8. bacaan komat-kamit dan tidak jelas.
9. menanyakan nama pasien dan nama ibunya.
10. menanyakan tanggal lahir, hari atau wetonnya (jawa: pon, kliwon, wage dll).
11. mengharuskan proses pengobatan pada tengah malam, tanggal tertentu dan jam tertentu.
12. menjanjikan kesembuhan dalam sekali pengobatan.
13. memasukkan benda atau makhluk gaib ke dalam botol.
14. meminta atau menggunakan foto untuk di Terawang jarak jauh.
15. bisa melihat atau mengetahui Jin, benda gaib dalam suatu tempat, baik ciri, jenis maupun jumlahnya.
16. menyuruh menggunakan benda tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib seperti: batu merah delima, cincin, gelang, kalung dsb.
17. meminta salah satu dari beberapa benda bekas yang pernah menempel dalam diri pasien.
18. terkadang meminta hewan dengan kriteria tertentu untuk disembelih dengan tidak menyebut nama Allah padanya kemudian dilemparkan ke tempat tertentu atau di kuburkan di tempat-tempat tertentu.
19. menggunakan benda pusaka Dalam praktiknya seperti: kertas, tongkat, tombak kecil dsb.
20. menyediakan makanan tertentu selama proses pengobatan seperti: kopi pahit, bakar kemenyan, ketan hitam dll.
21. memberi sesuatu kepada pasien untuk ditimbun di dalam tanah, di halaman rumah atau di tempel di rumah.
22. mengetahui peristiwa dan menyebutkannya sebelum pasien mengutarakan maksudnya.
23. memakai mediasi manusia atau mentransfer penyakit ke hewan.
24. mengeluarkan jin dengan bantuan khodam jin atau mengobati pasien dalam kondisi kerasukan jin, jadi praktisinya kerasukan jin dan kadang terlihat berantem dengan makhluk yang tidak terlihat.
25. menyuruh mandi dengan bunga tujuh rupa, mandi dari air di tujuh sumur, mandi dari air di tujuh mata air yang berbeda atau bahkan tujuh lautan.
26. mengharuskan berduaan ketika proses pengobatan dan membuka aurat bila lawan jenis (hati-hati dengan ustadz dan Kyai ahli spiritual dukun c*bul).
27. menggunakan nama kebesaran Contoh: Ki petir langit, eyang cakra kumbara, jeng gelis pesona, mbah dll
28. sering kali atau kerap mengeluarkan makhluk, benda tertentu pada saat pengobatan sprti: ulat, belatung, cacing, kawat kecil, paku kecil dll.
HUKUM MENDATANGI DUKUN (HITAM ATAU PUTIH) DALAM ISLAM :
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا هُنَّ؟ قَالَ: الشّرْكُ بِاللهِ وَ السّحْرُ وَ قَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِاْلحَقّ وَ اَكْلُ الرّبَا وَ اَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ وَ التَّوَلّى يَوْمَ الزَّحْفِ وَ قَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ اْلمُؤْمِنَاتِ اْلغَافِلاَتِ. البخارى 8: 33
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda,
"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!". Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa tujuh perkara itu?". Beliau bersabda, "1. Syirik kepada Allah, 2. sihir, 3. membunuh jiwa yang Allah mengharamkannya kecuali dengan haq, 4. makan riba, 5. makan harta anak yatim, 6. lari dari peperangan (sebagai pengecut), dan 7. menuduh wanita mu’minah yang baik-baik berbuat zina". [HR. Bukhari juz 8, hal. 33].
Dari Shafiyah dari sebagian isteri Nabi SAW dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Barangsiapa yang datang kepada dukun (tukang ramal), lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1751]
Dari ‘Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata,
"Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, atau dukun menanyakan sesuatu kepadanya dan percaya kepada apa yang dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW". [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 10, hal. 76, no. 10005]
Dari Qathan bin Qabishah dari ayahnya, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Ramalan dengan tulisan, ramalan dengan burung dan ramalan dengan lemparan kerikil termasuk syirik (menyekutukan Allah)". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3907].
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang mempelajari ilmu ramalan bintang berarti dia mempelajari satu cabang dari sihir, dan bertambah dosa apabila dia bertambah dalam mempelajarinya". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3905]
Dari Mu'awiyah bin Hakam As-Sulamiy, ia berkata :
"Ya Rasulullah, ada beberapa hal yang biasa kami lakukan pada masa jahiliyah dahulu, yaitu kami biasa datang kepada dukun". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan lagi kamu datang kepada dukun". (Mu'awiyah) berkata : Aku berkata, "Kami juga percaya pada tanda-tanda kesialan". Rasulullah SAW bersabda, "Itu sesuatu yang tidak disukai oleh seseorang diantara kalian, maka hal itu jangan sampai menghalangi (mengganggu) kamu sekalian". [HR. Muslim juz 4, hal. 1748]
Dari Aisyah, ia berkata,
"Ya Rasulullah, sesungguhnya para dukun pernah menceritakan kepada kami tentang sesuatu dan kami dapati bahwa yang mereka ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat yang benar itu memang sengaja disambar dengan cepat oleh jin lalu dilemparkan ke telinga walinya (dukun), tetapi ia sudah menambah dengan seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750]
Dari 'Aisyah RA, ia berkata; beberapa orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dukun, lalu beliau menjawab:
"Mereka (para dukun) tidak bisa apa-apa”. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Itu perkataan yang benar yang dicuri oleh jin, lalu ia memperdengarkannya di telinga walinya (dukun), lalu mereka mencampur dengan seratus kebohongan”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 28]
'Aisyah berkata : Orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dukun. Maka Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, "Mereka tidak bisa apa-apa". Orang-orang menyahut, "Tetapi mereka itu kadang-kadang menceritakan sesuatu yang benar-benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat itu adalah dari Jin yang ia menyambarnya lalu diperdengarkan ke telinga pembantunya (dukun) seperti suara ayam lalu mereka mencampurinya dengan lebih dari seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750].
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang membuat ikatan buhul kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah berbuat sihir. Dan barangsiapa berbuat sihir, sungguh ia telah mensekutukan Allah. Dan barangsiapa yang menggantungkan jimat, maka ia diserahkan kepada jimat itu (Allah tidak akan menolongnya). [HR. Nasai juz 7, hal. 112]
Dari ‘Isa, yaitu bin Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata : Suatu ketika aku menjenguk Abdullah bin ‘Ukaim Abu Ma'bad Al-Juhani dan wajah dan badannya kemerahan karena sakit, lantas kami pun berkata, "Apakah engkau tidak menggantungkan sesuatu (di lehermu untuk menyembuhkanmu)?”. Ia menjawab, "Kematian lebih dekat dari itu”. Nabi SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (jimat di badannya), maka ia akan diserahkan kepada jimat itu”. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 272, no. 2152]
Dari Misyrah bin Ha'an bahwasanya dia mendengar 'Uqbah bin 'Amir berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memakai jimat, maka Allah tidak akan menyempurnakannya, barangsiapa yang memakai rumah siput, maka Allah tidak akan memberi ketenangan padanya". [HR. Ibnu Hibban juz 13, hal. 450, no. 6086]
Dari Abdullah ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan tiwalah adalah termasuk syirik”.[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 9, no. 3883]
Dari Zainab istri ‘Abdullah (bin Mas’ud), bahwasanya ia terkena penyakit kemerah-merahan pada wajahnya. Lalu ada seorang wanita datang kepadanya dan memberinya mantra-mantra, lalu dia mengalungkannya pada lehernya. Kemudian Ibnu Mas’ud RA datang, dan melihat kalung itu di lehernya, lalu bertanya, “Apa ini?”. Istrinya menjawab, “Aku minta mantra-mantra untuk menghilangkan penyakitku”. Maka ‘Abdullah bin Mas’ud lalu mengulurkan tangannya mengambil kalung itu dan memutusnya. Kemudian ia berkata, “Sesungguhnya keluarga ‘Abdullah tidak memerlukan sesuatu yang mengandung syirik”. (Zainab) berkata : Kemudian (Ibnu Mas’ud) berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada kami, “Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan tiwalah adalah syirik”. Perawi berkata, “Lalu aku bertanya, “Apa tiwalah itu?”. Ia menjawab, “Tiwalah adalah sesuatu yang membuat orang laki-laki tertarik”. [HR. Hakim dalam Mustadrak juz 4, hal. 463, no. 8290]
Dari 'Imran bin Hushain RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Tidak termasuk golongan kami orang yang percaya tanda-tanda kesialan atau datang bertanya kepada orang yang mempercayai tanda-tanda kesialan, atau orang yang melakukan pedukunan atau orang yang datang berdukun, atau orang yang melakukan sihir atau orang yang datang meminta tolong kepada tukang sihir, dan orang yang membuat ikatan buhul atau ia berkata : Barangsiapa membuat ikatan buhul, dan barangsiapa yang datang kepada dukun dan membenarkan apa yang dikatakan dukun itu, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW". [HR. Al-Bazzar juz 9, hal. 52, no. 3578].
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Ada tiga perkara barangsiapa tidak ada padanya satupun dari tiga perkara tersebut, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lain bagi siapa yang Allah kehendaki. 1. Barangsiapa mati dalam keadaan tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu, 2. Seseorang yang tidak melakukan sihir dengan mengikuti tukang-tukang sihir, dan 3. Orang yang tidak mempunyai dendam kepada saudaranya". [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir juz 12, hal,. 188, no. 13004, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama laits bin Abi Sulaim].
Dari hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa sihir, dukun, tukang ramal, percaya hantu, jimat, mantra-mantra dan kepercayaan-kepercayan syirik lainnya adalah dilarang agama. Sedangkan dukun atau tukang ramal itu mengaku mengetahui yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang. Mereka itu hanyalah membuat kebohongan belaka. Padahal tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT semata, sebagaimana firman-Nya :
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh). [QS. Al-An'aam : 59]
Barakallahufiikum
No comments:
Post a Comment