Do'a - FKDI Indonesia

Monday, August 29, 2016

Do'a



                             *DO'A*


*Do’a merupakan permohonan seorang hamba kepada Allah عز و جل*.
Do’a seorang mukmin merupakan ibadah terbaik yang dikerjakannya. Orang yang berdo’a menjadi orang yang berkeyakinan dan bertawakal kepada Nya. Disamping itu do’a membuat seorang mukmin khusyuk kepada Allah عز و جل , sehingga ketakwaannya pun akan bertambah.

*Do’a* adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah عز و جل kepada kita hambaNya dengan Tujuan untuk meraih kebaikan dan menolak keburukan. 

Kita perhatikan ayat berikut dimana Allah عز و جل  memerintahkan kita untuk berdo’a : 
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu.” *[QS Al-Baqarah : 186]*

Dan :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” *[QS Ghafir : 60]*

Secara khusus Allah عز و جل menerangkan bahwasanya do’a orang-orang mu’min yang dipanjatkan kepadaNya tanpa menyekutukanNya dengan sesuatu yang lain dapat menyelamatkan mereka dari bencana.

Allah عز و جل  berfirman :

قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

Katakanlah, “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepadaNya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan), “Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” *[QS Al-An’aam : 63]*
Do'a itu mempunyai kekuatan yang dashyat. 
Tapi umat Islam zaman sekarang seperti tidak peduli dengan kekuatan do'a. Kita melihat umat muslim zaman sekarang jarang berdo’a kepada Allah. Salah satu alasannya adalah karena kesesatan yang tersebar, mereka berdo’a kepada selain Allah.
Juga karena teknologi sudah sangat maju sehingga begitu bergantung kepadanya, bergantung pada mesin-mesin canggih, bergantung kepada dokter, fisikawan, dan lain-lain, sehingga menyebabkan kita lupa tentang kekuatan do’a.

Juga karena umat muslim terlalu sibuk dengan kehidupan sehari-hari. Terkadang mereka harus bekerja seminggu penuh, kemudian bermain di waktu luang dengan hobi mereka, menghabiskan waktu dengan anak-anak, keluarga, dan kerabat, jadi mereka tidak punya waktu untuk berdo’a.

Saya yakin tak seorangpun yang mengaku mukmin yang tidak pernah berdo’a kepada Allah عز و جل. Setiap mukmin pasti berharap agar Allah عز و جل mengabulkan permohonannya. 

*Pasti akan timbul pertanyaan – pertanyaan berikut*

1. Kapan Do’a akan terkabul? 

2. Apakah Do’a seorang mukmin akan terkabul?

3. Mengapa do’a terlambat dikabulkan?

4. Mengapa do’a mereka sia-sia dan tidak terwujud sedikitpun?

5. Apakah terdapat waktu-waktu khusus yang dianjurkan untuk berdo’a sehingga lebih mungkin terkabulkan?

6. Apakah terdapat do’a khusus yang lebih diutamakan Allah عز و جل? 
7. Jika ada bagaimana redaksinya?


Ada orang yang mengalami *krisis keimanan*. 
Apabila ditimpa musibah, ia cendrung berputus asa dari rahmat Allah, jika berdo’a ia tidak tulus dan serius, Ia ragu bahwa Allah عز و جل akan meringankan penderitaannya serta menghilangkan bencana yang menimpanya. 
Ada juga orang  yang berdo’a kepada Allah عز و جل  hanya ketika sedang butuh, misalkan saat sedang mendapat musibah, saat sedang ada kematian, saat akan ujian, saat akan tes tenaga kerja dan kondisi-kondisi lain dimana dia butuh pertolongan Allah عز و جل . Setelah itu do’a-do’a seakan menguap begitu saja, kebersamaannya dengan Allah عز و جل  seakan hilang ditelan oleh kesibukkannya.

Ada orang yang tergesa gesa dengan do’anya , mereka kehilangan harapan saat do’anya tak kunjung terwujud  dan berkata “Aku berdo’a kepada Allah tapi jawabannya ditunda” atau “Allah tidak menjawab do’aku.” 

berikut ini contoh orang-orang yang tidak mau bersabar dan bersyukur. 

👉 Ini contoh orang-orang yang berpikir bahwa dia lebih mengetahui daripada Allah عز و جل. Mungkin orang itu tidak sadar tentang konsekuensi yang mungkin terjadi jika Allah mengabulkan do’anya saat itu.  Dia tidak sadar bahwa Allah عز و جل lebih mengetahui.
Terkadang sebuah do’a ditunda karena belum saatnya kau mendapatkan apa yang kau inginkan.
 Allah عز و جل  selalu menjagamu, Dia menginginkan yang terbaik untukmu, Dia tidak ingin hal buruk menimpamu. Tapi kita adalah orang-orang yang tidak sabar. Kita seperti anak yang sedang demam tapi malah meminta es krim.


ketika kita berdo’a pada Allah عز و جل, teruslah berdo’a dan jangan pernah berhenti, jangan pernah mengatakan “Do’aku belum dijawab” atau “Do’aku ditunda”, tetapi katakanlah “Do’aku akan dijawab pada saat yang paling baik untukku.”

Dalam berdoa kita harus bersabar dan tidak tergesa gesa agar Allah عز و جل segera mengabulkan do’a kita, jika do’a belum terujud hendaklah tetap berkeyakinan dibalik keterlambatan itu pasti terkandung hikmah Allah عز و جل  yang tidak diketahui oleh manusia itu sendiri. Coba perhatikan disekeliling kita betapa banyak orang-orang yang awalnya kecewa karna apa yang dia inginkan tak sejalan dengan apa yang terjadi, namun akhirnya bersyukur karna akhirnya terselamatkan dari musibah.

Pertanyaan “mengapa do’a kami tidak terkabul?” pernah juga ditanyakan kepada Ibrahim bin Adham seorang Imam yang arif pemimpin orang-orang zuhud, beliau menjawab : Karena kalian mengenal Allah عز و جل  tapi tidak menta’atiNya, mengenal Rasulullah صلى الله عليه و سلم  tapi tidak mengikuti sunnahnya, mengenal Quran tapi tidak mengamalkan isinya, memakan nikmat Allah عز و جل  tapi tak mensyukurinya, mengenal surga tapi tidak memintanya, mengenal neraka tapi tidak menghindarinya, mengenal setan tapi tidak memeranginya, bahkan bekerjasama dengannya, mengenal kematian, tapi tidak  mempersiapkan diri menghadapinya, mengubur orang-orang mati tapi tidak mengambil pelajaran darinya, dan membiarkan aibmu sementara sibuk membicarakan aib orang lain. 
Begitu terhenyak kita membaca apa yang diucapkankan oleh Ibnu Adham ini, karna memang seperti itulah kondisi kita saat ini.  Jika kita meyakini bahwa Allah عز و جل lah yang mengabulkan do’a-do’a kita maka sudah sepantasnya kita sebagai makhluk menunaikan lebih dulu perintah Allah عز و جل.

Disaat kita memanjatkan do’a tentunya ada adab-adab tersendiri yang harus kita perhatikan, selayaknya kita memperlakukan manusia, saat kita akan meminta bantuan, tentunya kita akan memperhatikan kaidah dan tata krama, apalagi dengan sang Pencipta kita :

 *Adapun hal-hal yang harus kita perhatikan adalah* : 

1. Ikhlas.

janganlah berdoa kepada selain Allah عز و جل , karena berdoa adalah salah satu ibadah, bahkan ia adalah salah satu ketaatan yang paling mulia. Allah عز و جل  berfirman :

( فادعوا الله مخلصين له الدين و لو كره الكافرون )
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya)". *(Al-Mu'min :14).*


Sabar dan tidak tergesa-gesa

Abu Hurairah رضي الله عنه meriwayatkan bahwa rasulullah صلي الله عليه و سلم bersabda :

( يستجاب لأحدكم ما لم يعجل، يقول : دعوت فلم يستجب لي ) 
" Doa salah seorang diantara kamu akan diterima selama tidak bersikap tergesa-gesa (ingin segera dikabulkan), dan berkata 'aku berdoa tapi tidak dikabulkan'". *HR. Bukhari dan Muslim.*

Bertaubat dari segala dosa
Bertaubat dari segala dosa-dosa dan menyatakan diri untuk kembali kepada Allah عز و جل, karena dosa merupakan penghalang diterimannya doa kita, dan penyebab dari segala musibah.

 Allah عز و جل berfirman :

(و توبوا إلى الله جميعاً أيها المؤمنون لعلكم تفلحون)
" Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai oarang-orang yang beriman supaya kamu beruntung ".*(An-Nur :31).*

Umar رضي الله عنه berkata : "Bersikap wara' (berhati-hati) dari apapun yang diharamkan oleh Allah akan membuat doa dan tasbih kita diterima oleh Allah".

Berusaha untuk selalu mengkonsumsi makanan yang halal.

Nabi صلي الله عليه و سلم bersabda yang diriwayatkan imam muslim, dari sahabat yang mulia Abu Hurairah رضي الله عنه, yang artinya :
" Wahai manusia sesungguhnya Allah Maha Baik, dan tidak menerima kecuali yang baik' dan Allah memerintahkan orang-orang yang beriman seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul ", beliau membacakan firman Allah عز و جل :

يا أيها الرسل كلوا من الطيبات و اعملوا صالحاً، إني بما تعملون عليم)
" Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih". *(Surat Al-Mu'minun :51)*

dan firman-Nya :
( يا أيها الذين ءامنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم )
" Hai orang-orang yang beriman makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu...". *(Al-Baqarah :172)*, 

Kemudian Rasulullah صلى الله عليه و سلم menyebutkan, 

"ada seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya (safar), dia berambut kusut penuh dengan debu, dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata : Ya Allah, ya Allah, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana iaakan diterima permintaannya (doanya)". *Hadist riwayat Muslim*.


 5.Berprasangka baik kepada Allah عز و جل


Abu Hurairah رضي الله عنه meriwayatkan bahwa rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda : 

( ادعوا الله و أنتم موقنون بالإجابة، فإن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه )
" Berdoalah kalian kepada Allah dengan penuh keyakinan akan diterima, karena sesungguhnya Allah tidak menerima doa orang yang hatinya lalai". *hadist hasan riwayat tirmidzi.*

6. Menghadirkan hati ketika berdoa serta mengetahui ma'na ucapan doa tersebut.sebagaimana hadist yang telah disebutkan sebelumnya.


*Adapun adab-adab saat berdo’a yang perlu kita perhatikan diantaranya :*

1. Mulailah dengan memuji dan menyanjung-Nya, kemudian bacalah shalawat kepada Nabi صلى الله عليه و سلم.
2. Bersuci (berwudhu) sebelum berdoa
3. Menghadap kiblat
4. Mendahulukan doa dari al-Qur'an dan As-Sunnah
5. Merendahkan diri
6. Yakin
7. memilih waktu-waktu terbaik untuk berdoa, seperti hari arafah, bulan ramadhan terutama pada sepuluh hari terakhir, hari jum'at, sepertiga malam yang terakhir, di antara adzan dan iqamat.
8. Menjaga keadaan-keadaan terbaik untuk berdoa, seperti ketika sujud, penghujung shalat wajib, pada saat berpuasa, ketika mendapat kebaikan, ketika terkena hujan.
9. Menfaatkan keadaan sempit atau terdesak untuk berdoa, seperti dalam keadaan safar, sakit, dizhalimi.
10. Mengangkat dan menengadahkan kedua tangan, merendahkan suara
11. Mendahulukan amal-amal shalih, seperti shalat, puasa, sedekah sebelum berdoa
12. Berdoa dengan Asma^ul husna
13. Memperbanyak amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib
14. Menggunakan amal shalih sebagai wasilah (perantara)ketika berdoa, sebagaimana kisah yang disebutkan dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim, tentang tiga orang yang terperangkap dalam gua, karena pintu gua tersebut, tertutup oleh batu yang besar, lalu masing-masing mereka berdoa dengan menjadikan amal shalih mereka sebagai perantara, sehingga Allah menyingkirkan batu besar tersebut. 
15. Serius dan bersungguh-sungguh 
16.Hendaknya dimulai dengan mendoakan diri sendiri
17. Tawadhu' dan sederhana dalam pakaian dan penampilan
18. Mengucapkan salam setelah berdoa, dan salam sebagai penutup doa.

*Kedudukan doa dalam Islam* adalah sebagai media penghubung antara Al-Khaaliq, (Pencipta) dan almakhluuq (yang diciptakan). 
Aturan doa itu berasal dari Allah عز و جل  melalui contoh yang dilakukan dan dianjurkan para rasul-Nya صلى الله عليه و سلم. 
Doa dalam Islam dilakukan baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan susah. Baik dalam keadaan sehat maupun dalam kondisi sakit.

Dalam salah satu sabda Nabi صلى الله عليه و سلم disebutkan, “Janganlah merasa lemah untuk berdoa, sebab tidak akan binasa orang yang berdoa itu.” *(HR Ibnu Hibban).*

Sebab, memang doa itu adalah inti ibadah kepada Allah. Oleh sebab itu, Nabi bersabda, “Doa itu adalah inti ibadah.” *(HR Tirmizdi).*
Dengan demikian, Allah عز و جل  tidak menginginkan hambanya berdoa hanya dalam keadaan susah, atau sebaliknya dalam keadaan lapang. Sebab, Allah عز و جل telah memberikan garis yang jelas. Kelapangan dan kesusahan adalah berkedudukan sama sebagai ujian dalam hidup.

Sebagaimana halnya kehidupan dan kematian berkedudukan seimbang sebagai ujian untuk mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang “terbaik” amal perbuatannya. Dalam keyakinan Islam, pencapaian terhadap segala upaya manusia yang ingin dicapai senantiasa didasarkan pada dua hal secara bersamaan, yaitu *usaha dan doa*.

Semaksimal apa usaha seseorang dan seperti apa doanya? 
Adakah kesesuaian antara usaha dan doa? Sudahkah seirama antara usaha dan doa? 
Siapa tahu, usaha OK, tapi doa diabaikan karena memandang campur tangan Allah عز و جل  itu kecil pengaruhnya dalam pekerjaan kita. Antara usaha dan doa ibarat dua sisi yang mustahil dipisahkan dalam kehidupan keyakinan seorang muslim, sebab manusia hanyalah ciptaan Allah عز و جل . 
Manusia, usaha manusia, dan doa manusia adalah satu garis dalam kedudukannya sebagai aturan Allah. Antara usaha dan doa ibarat dua sisi yang mustahil dipisahkan dalam kehidupan keyakinan seorang muslim, sebab manusia hanyalah ciptaan Allah. Manusia, usaha manusia, dan doa manusia adalah satu garis dalam kedudukannya sebagai aturan Allah عز و جل .




Hari/Tanggal : Rabu/24 Agustus 2016
Narasumber : Ustadzah Irna

No comments:

Post a Comment