PEMULIHAN JIWA - FKDI Indonesia

Thursday, September 8, 2016

PEMULIHAN JIWA


*PEMULIHAN JIWA*

Marah adalah pemborosan energi,tetapi tak perlu mengeluarkan energi untuk berbahagia

Sanggupkah kita menghasilkan emosi positif lebih besar intensitas nya dibandingkan emosi negatif dari seseorang yang sedang berpacaran menuju pada mu ? Ini adalah kemuliaan yang besar bagi pribadi mu yang berhati suci

Bersikap positif. Sekecil apapun kepada orang lain yang bersikap negatif terhadap kita bukan hal yang sia sia. Paling tidak pancaran emosi positif kita akan mengurangi intensitas negatif nya terhadap kita.

Coba sesekali traktir makan orang yang jahat kepada kita. Memang tidak akan mengurangi "kejahatan" nya tetapi paling tidak membuat ia agak reda dengan sebuah kesadaran bahwa dia akan sungkan dengan anda yang ternyata baik hati.

Pernahkah kita merasa saat baru saja memaafkan orang yang telah menyakiti kita dan dia pun telah meminta maaf atau sudah berbuat baik kepada kita dengan sangat setimpal. Apa yang kita rasakan? Apakah langsung bisa akrab kembali dengan dirinya? Tentu tidak, biasanya kita akan mengalami dua rasa hambar atau netral.
Intinya adalah diri kita sebisa mungkin membalas dengan emosi positif d saat sedang menerima hal yang negatif dari orang lain. Ini mungkin tidak mudah dan "berdarah-darah", tetapi jika sudah terlatih untuk selalu positif thinking, positif feeling dan positif attitude, ganjaran kesuksesan dan kebahagiaan yang akan d terima.

PEMULIHAN JIWA
Apa yang bisa d ciptakan pasti bisa di pulihkan.
Apa yang perlu dipulihkan bukan berarti apa yang sudah benar-benar rusak. Yang sedang menuju kerusakan atau bahkan yang menjelang rusak itu justeru sangat perlu dipulihkan.

Tidak ada satu orang yang punya jiwa sempurna, pasti ada saja gejolaknya, entah mudah tersinggung,suka ngomong in orang, suka mencuri, suka menipu, tidak Suka liat orang bahagia, tidak berani menghadapi kenyataan, sulit menyesuaikan diri, pokok nya ada saja, selalu yang namanya manusia ada saja keluhan jiwanya, tidak ada yang sempurna.
Namun, sebenarnya yang kita kejar bukan lah kesempurnaan. Kita akan mulia bila tahu kekurangan kita sendiri dan mau mengatasi nya.
Yang paling tidak bisa d pulihkan itu biasanya adalah orang yang sakit tetapi tidak menyadari sedang sakit , apalagi kalau dia sadar sakit tapi egonya terlalu tinggi untuk mengakui hal itu. kondisi ini susah untuk d sembuhkan karena dia sendiri tidak punya keinginan dan kemauan untuk d pulihkan.

Esensi dari pemulihan jiwa sebenarnya adalah mengembalikan. Yakni mengembalikan orang yang dulunya tidak pemarah tapi belakangan menjadi pemarah, orang yang fobia kita kembali kan tdk fobia lagi.
Hal-hal yang merupakan pembawaan dari kecil seperti autis tidak bisa d kembalikan dalam hal ini tidak berlaku pemulihan jiwa

Pemulihan jiwa ini artinya mengembalikan diri kita menjadi orang yang jujur, tidak pemarah, berani, menjadi percaya diri dll

_*Nuansa jiwa*_
Apa yang kita rasakan belum tentu benar, mohon dicek lagi perasaan itu saat sudah tenang karena saat tenang kesadaran akan lebih tinggi.
Sebenarnya hal ini tidak mudah d jelaskan karena ini adalah hal yang abstrak. tidak bisa d wakil kan dengan apa pun juga. Tetapi akan sy berikan contoh agar kita bisa mengerti apa yang d maksud nuansa jiwa
Misalnya kita sedang takut gagal. Coba rasakan d hati perasaannya seperti apa ? Rasanya seperti apa? Apakah panas? Apakah seperti terhimpit,sesak , kotor,gelap ? Seperti apa rasanya jika d wakil kan dengan bahasa verbal yang baik? Seperti apa warna nya, baunya? Nah ini namanya nuansa jiwa

Hati-hati dengan nuansa jiwa yang ternyata tidak terbentuk secara otomatis. Dikatakan tidak otomatis karena itu bukan respon normal manusia pada umumnya. Ada nuansa-nuansa jiwa yang mungkin seharusnya tidak ada d hati ketika kita mengalami hal tertentu. Misalnya ada orang yang ketika berbicara d depan umum langsung merasa dingin , kaku , grogi dsb. Ini nuansa jiwa yang belum tentu benar karena pada kenyataannya orang lain tidak merasakan hal itu.
Semoga kita memiliki kemampuan untuk mb menguasai perasaan dengan sangat baik, agar hidup terhindar dari resiko-resiko yang sebenarnya tidak perlu ada.

Ternyata kalau sanggup membuat daftar nuansa jiwa yang benar dan salah , akhirnya kita tahu dari hal apa. jadi tugas utama kita adalah membuat daftar hal-hal y kita rasa tidak benar sehingga kita bisa fokus dalam hal memperbaiki diri.
Kata orang tdk boleh fokus pada kelemahan,siapa bilang? Justru dengan mengetahui kelemahan kita, kita bisa memperbaiki kelemahan tersebut sehingga menjadi kekuatan besar.

*Kejenuhan jiwa*
Orang yang tidak pernah jenuh dalam hidup ini justru orang yang tidak meng-update jiwanya. Dari kejenuhan itu kita justru terpicu untuk mendapatkan yang lebih baik,kita akan terpicu untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jangan pernah punya persepsi negatif tentang yang namanya jenuh. Jenuh itu tanda tanda jiwa.

Ciptakan suasana baru, contoh extrimnya pindah tempat kerja yang lebih baik, mengubah tata ruang dsb

Jenuh itu cuma sebagai pertanda kita sebagai robot. Kita melakukan ritual yang sama setiap harinya, sepanjang bulan, sepanjang tahun wajar kalau jenuh karena itu lakukan kegiatan kita dengan cara-cara yang unik dan menarik tetapi positif.

*Terapi syukur*
Ini sebenarnya adalah teori klasik karena dalam agama apa pun mengajarkan bersyukur.
Rasa syukur itu ada 3 jenis
1. Bersyukur atas apa yang pernah terjadi meskipun sekarang sdh tidak ada d tangan kita. Jangan berbuat tidak adil kepada Alloh dengan melupakan anugerah kan pada kita hanya karena masalah yang terjadi

2. Bersyukur dengan apa yang sedang kita miliki saat ini dan ini adalah yang lumrah.

3. Ini yang kurang mudah dengan yg pertama dan kedua karena ini belum kita miliki. Syukur ini yg melibatkan iman artinya kita mengimani sungguh sungguh..
Bisa kan kita bersyukur dengan sungguh-sungguh seperti sudah punya rumah walaupun belum memiliki nya ..

Bersyukur pertama mengajarkan kita tuk iklas, bersyukur kedua semata-mata untuk menunjukkan bahwa kita tahu diri dan yg ke tiga agar kita benar-benar mendapatkan nya

*kasihanilah kejahatan*
Lho kok bisa ? Ini hanya judul untuk memprovokasi pikiran.
Coba lihatlah bayi d sebuah panti asuhan
Mereka kecil sama walaupun warna kulit berbeda-beda namun tidak bisa kita pungkiri ketika dewasa mereka ada yang jadi pejabat, dokter atau mungkin ada yang jadi penjahat.
Mereka dari start yang sama pertanyaan nya apa kah mereka ditakdirkan menjadi jahat ? Saya nggak setuju persepsi itu .
Apakah orang-orang yang dari kecil bahagia,dan selalu bahagia akan menyakiti orang lain d masa depan.

Orang yang bahagia d masa kecil tidak akan berlaku jahat demikian Sebaliknya ketika dari kecil kurang bahagia maka ketika dewasa dia akan membuat orang lain tidak bahagia saja untuk itulah kita harus mengasihani dia.

Allahu 'alam bish showab


Hari / Tanggal : Kamis, 8 September 2016
Narasumber : Ustadzah Nimas

No comments:

Post a Comment