Ayah, Ternyata Engkaulah Penyebab Utamanya - FKDI Indonesia

Tuesday, April 11, 2017

Ayah, Ternyata Engkaulah Penyebab Utamanya


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Ayah kan sudah keluar seharian sampai kadang pulang malam mencari uang demi anak. Supaya bisa memberikan gizi yang lebih baik, menyekolahkan ditempat yang berkualitas yang biasanya mahal, memenuhi fasilitas belajar dan kehidupan anak-anak.  Jadi pendidikan, diserahkan ke ibunya saja. 

Jika Anda tipe ayah seperti ini, maka sungguh Anda akan kehilangan anak-anak Anda di kemudian hari. Saat anak Anda memasuki pelataran masa depannya dan Anda telah memasuki kamar usia senja. Atau bahkan lebih cepat dari itu.

Para ayah yang dirahmati Allah, yuk kita baca nasehat ini. Nasehat yang datang dari seorang ulama ternama abad 8 H. Semoga para ayah mendapatkan petunjuk Islam tentang keayahan.

Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam kitab (Tuhfatul maudud1/242, MS) secara tegas mengatakan bahwa penyebab utama rusaknya generasi hari ini adalah karena ayah.

Beliau mengatakan :

“Betapa banyak orang yang menyengsarakan anaknya, buah hatinya di dunia dan akhirat karena ia tidak memperhatikannya, tidak mendidiknya dan memfasilitasi syahwat (keinginannya), sementara dia mengira telah memuliakannya padahal dia telah merendahkannya. Dia juga mengira telah menyayanginya padahal dia telah mendzaliminya. Maka hilanglah bagiannya pada anak itu di dunia dan akhirat. Jika Anda amati kerusakan pada anak-anak, penyebab utamanya adalah ayah”.

Tony Ward dari University of Melbourne, Australia melakukan penelitian. Dalam penyelidikannya, para periset mewawancarai 55 laki-laki yang dipenjara karena penganiayaan terhadap anak-anak dan 30 laki-laki yang dipenjara karena terlibat kasus pemerkosaan. ‬


Mereka diminta memberikan persepsi-nya terhadap hubungan mereka di masa kanak-kanak dengan ayah dan ibunya. Sebagai perbandingan, para peneliti juga mewawancarai 32 laki-laki yang dipenjara karena kejahatan kriminal dan 30 laki-laki yang dipenjara bukan karena kekerasan atau kejahatan seksual.

Lebih lanjut, para pemerkosa dan pelaku penganiayaan anak-anak ini, rata-rata menggambarkan ayahnya bersikap "menolak" dan "kurang konsisten" ketimbang ibu mereka. "
Jelas sekali, bahwa sikap dan kebiasaan yang dimiliki para ayah memiliki pengaruh kuat terhadap pertumbuhan anak-anaknya, terutama terhadap para pelaku kejahatan seksual dan penganiayaan anak-anak.

Ya, setidaknya begitulah yang terjadi terhadap para penjahat di penjara," kata Ward. 
Penelitian tentang keayahan juga dilakukan oleh Melanie Mallers, asisten profesor di California State University di Fullerton.‬


Dalam studi tersebut, Mallers dan rekannya meneliti 912 pria dewasa dan wanita - usia 25-74 - melalui telepon tentang tingkat stres mereka selama delapan hari, temuan penelitian disajikan hari Kamis pada konvensi tahunan American Psychological Association di San Diego, Pria yang cenderung bereaksi negatif terhadap stres setiap hari melaporkan bahwa sebagai anak-anak "Mereka sangat sedikit kehangatan dari ayah mereka, sedikit dukungan dan kasih sayang. Mereka tidak hadir secara fisik bagi mereka dan tidak membuat mereka merasa percaya diri," kata Mallers. "They weren't involved in their lives overall (Mereka tidak terlibat dalam kehidupan mereka secara keseluruhan)." 

Mari istighfar yang banyak, para ayah...‬


Dua penelitian tersebut hanya menguatkan kalimat Ibnu Qoyyim yang sudah dituliskan sejak 7 abad sebelum penelitian ini dihasilkan.

Dua pelajaran penting untuk para ayah semua dari pembahasan ini:
  1. Petunjuk para ulama tentang konsep parenting, sungguh luar biasa. Walaupun kalimat tersebut bukan wahyu, tetapi bersumber dari wahyu dan pengalaman mahal orang besar.
  2. Seriuslah menjadi ayah. Mari kita belajar bersama untuk menjadi ayah. Karena coretan kegagalan dan kumuhnya akhlak anak, ternyata ukiran tangan kita semua....para ayah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh



Pemateri : Ustadz Aziz Abu Hafshah
Edisi : Selasa,  11 April 2017

No comments:

Post a Comment