Mendahulukan Akhirat Daripada Dunia - FKDI Indonesia

Thursday, September 14, 2017

Mendahulukan Akhirat Daripada Dunia

ilustrasi dari google

Hari/Tanggal : Senin/21 Agustus 2017
Narasumber  : Ustadz Ryan

Mendahulukan Akhirat Daripada Dunia

Yang manakah yang harus didahulukan? Akhirat? Atau dunia?
Lalu kenapa harus demikian?
Kita tau hakikatnya dunia itu sementara, Sedangkan akhirat itu selamanya. Lalu apakah pantas dunia disandingkan dengan akhirat? Atau bahkan diprioritaskan dibanding akhirat? Tentu tidak..
Maka dari itu seharusnya kita paham hakikat kita disini untuk apa.
Sebagaimana dalam Surah Al Qosos ayat 77

Allah SWT berfirman:

وَابْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْـفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ


" Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan BAGIANmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 77)

Apa kesimpulan yg di dapat?

Sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al qosos ayat 77 tersebut.

Allah memerintahkan kepada kita untuk fokus untuk mengutamakan akhirat dibandingkan urusan dunia, namun bukan berarti kita berlepas diri sepenuhnya terhadap dunia, kita diperintahkan untuk mengambil bagian dalam menjalani hidup di dunia.
Seperti bersikap baik kepada orang lain, membantu menjaga bumi, menolong orang lain, dan sebagainya dalam perkara-perkara dunia.
Karena bagaimana pun juga akhirat ini lebih utama dibandingkan dunia yang sementara..
Akhirat yang kita tau kehidupannya panjang dan abadi, sedangkan dunia hanya sementara..
Lalu logikanya apakah pantas untuk kita mendahulukan urusan dunia yang sementara sedangkan kita melalaikan urusan akhirat yg abadi dan tidak menyiapkan bekal untuk di akhirat yang sangat panjang itu?
Orang yang mau jalan-jalan jauh saja, perbekalan dan ongkosnya bawa banyak banget..
Beda sama yang perjalanannya singkat seperti Bogor ke Bandung.. bawa ongkos ya seperlunya...
Sama seperti dunia dan akhirat seperti itu.
Bagaikan setetes air diibaratkan dunia, dan luasnya lautan adalah akhiratnya....
Karena kita sama-sama mengetahuinya.. kenikmatan dunia ini adalah hal yang semu, sementara dan kebahagiaan yang menipu daya manusia agar terlena dalam indahnya dunia dan lupa akan urusan akhiratnya..
Padahal sebenarnya kebahagiaan sesungguhnya akan ditemukan di akhirat, yang kehidupannya panjang dan abadi.. dan jelas kenikmatannya jauh lebih luas dibandingkan di dunia..
Sebagaimana dalam hadist shahih di jelaskan
Rasulullah Shallallahu allaihi wa sallam bersabda :
“Perbandingan dunia dengan akhirat, seperti seseorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut, lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya.” (HR. Muslim).
Simplenya mah korbankan duniamu untk meraih akhiratmu!
Maka dari itu dalam mengambil keputusan pun harus dipertimbangkan yang mana yang paling banyak mendatangkan manfaat untuk kehidupan di akhirat nanti ketimbang di dunia..
Jangan hanya kita memikirkan dunia namun melupakan akhirat sehingga akhirat pergi meninggalkan kita karena hati telah berpaling darinya.

Sebagaimana dalam hadist yang sering kita baca atau dengar yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi,

"Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan HINA. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya,_ kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.”

Maka dari itu pentingnya dalam niatan kita hanya karenaNya. Terutama dalam sedekah, infaq, puasa, sholat, dan ibadah yg lainnya..

“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al-An’am: 162-163)

Sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat ini..
Step pertama yang harus kita ambil niatkan dulu karena Allah...

Kenapa demikian?
Agar kita tak kecewa, agar kita yakin sekalipun di dunia tak dibalas, pasti di akhirat dibalas..
Karena dunia ini akan menarik kita untuk jauh dari surga, jauh dari akhirat yang penuh nikmat..
Coba kalau kita sedekah, mengharapnya dapat pujian atau diberi kebaikan dengan orang lain.
Pasti akan ada rasa kecewa..
Kadang kita traktir teman kita, eh teman kita tetap aja suka ghibahin kita, suka jahatin kita, dekatin pas kita baik aja.
Pas kitanya susah atau berhenti bantuin dia.. dianya malah menjauh dan ga anggep kita, malah membuka aib kita..
Kalau kita ga niat karena Allah, di jamin siapapun yang mengalami kondisi di atas pasti kecewa, kesal, ga ikhlas, ga ridho, maunya balas aja perbuatan dia..
Tapi kalau niat karena Allah, pasti Allah cukupkan hatinya dengan kesabaran, Allah cukupkan hatinya dengan ketenangan, Allah cukupkan hatinya dengan penuh kebaikkan sekalipun org yang kita bantu, berbuat zalim kepada kita..
Karena kita di dunia ini hanya sementara, tentu akan banyak yang ga enaknya..
Maka dari itu kembalikan segala urusan kepadaNya, hati akan tentram terasa, sekalipun hati terluka karena dirinya, in syaa Allaah, Allah gantikan rumah yang megah di surga atas keikhlasan dan keridhoan kita membantu meringankan urusan saudara kita..
Semoga Allah melimpahkan keberkahan kepada kita semua, barakallahu fikum..
Kebaikan datangnya dari hati, lakukanlah semua karena memimpikan akhirat yang penuh nikmat, lupakan kenikmatan dunia yang semu, karena itu hanya tipu daya setan kita terus berpaling dari akhirat dan terus mengejar dunia.
Jadikan diri kita pribadi muslim yang selalu menyebar kebaikan dan manfaat untuk orang lain di sekitar kita..

Wallahua'lam bishawab

No comments:

Post a Comment