Mencintai Ahli Syurga - FKDI Indonesia

Wednesday, October 25, 2017

Mencintai Ahli Syurga

Ilustrasi dari google

Hari/Tanggal : Jum'at, 13 Oktober 2017
Narasumber : Ustadz Lilik Prihyanto

         Mencintai Ahli Syurga

 Rasa cinta yang telah dianugerahkan Allah SWT dalam diri kita bukanlah sesuatu yang sederhana. Allah SWT menjadikan rasa cinta seseorang sebagai parameter keimanan seseorang dan menjadi salah satu jaminan untuk masuk surga.

Dikisahkan ada seorang lelaki bertanya kepada Rasûlullâh saw tentang hari kiamat : “Kapankah hari kiamat itu?” Rasûlullâh saw balik bertanya : “Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?”

Orang itu menjawab : “Tidak ada, hanya saja sesungguhnya saya mencintai Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya”.

Maka Rasûlullâh saw bersabda:
“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai” (HR. Bukhari)
Dalam hadits ini, Rasulullah saw menjelaskan kedudukan seseorang di akhirat nanti bisa dinilai dari siapa saja orang-orang yang dicintainya. Jika seseorang mencintai ahlul ma’shiyah (orang yang senantiasa berbuat maksiat) di dunia, tentu saja di akhirat dia akan dikumpulkan dengan mereka dalam adzab neraka. Na’udzubillaahi min dzaalik. Sebaliknya, jika seseorang mencintai ahlul-haqq, yaitu mereka yang senantiasa komitmen di jalan kebenaran, maka di akhirat dia pun akan dikumpulkan bersama mereka dalam kenikmatan surga Allah Ta’ala. Subhanallaah …

Anas Bin Malik ra yang mendengar langsung sabda Rasulullah saw ini ;
ْ
“Kami tidak pernah merasakan gembira sebagaimana kegembiraan kami ketika mendengar sabda Rasûlullâh saw , ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.’

Kemudian Anas Bin Mallik ra berkata;
“Saya mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Bakr dan Umar. Saya berharap bisa bersama mereka dengan sebab kecintaanku kepada mereka meskipun saya tidak mampu melakukan amalan yang mereka lakukan”(HR. Bukhari).

Sangat keliru orang yang mempunyai pendapat bahwa rasa cinta di dunia tidak ada hubungannya dengan kehidupan akhirat. Sehingga dia berfikir ketika mencintai orang kafir, orang munafik dan para pelaku kerusakan tidak akan berdampak kepada kehidupannya di akhirat. Pemikiran seperti ini jelas tidak benar. Karena rasa cinta seseorang akan berdampak kepada kehidupannya di akhirat, sebagaimana hadis yang kami bacakan sebelumnya.

Ibnu Battal mengatakan : “Ketika seseorang mencintai orang shalih karena ketaatan mereka kepada Allah, maka Allah akan memberi pahala kepadanya sebagaimana orang-orang shalih yang  dicintainya. Cinta itu merupakan perbuatan hati dan keyakinan hati” (Syarah Shahih Al-Bukhari).


Rasa cinta tidak bisa hanya berupa pengakuan lisan dari seseorang tanpa adanya bukti berupa perbuatan. Cinta yang sesungguhnya pasti akan ditunjukkan dengan perbuatan yang menguatkan rasa cintanya. Sebuah pepatah menyebutkan: “Rasa cinta seseorang kepada kekasihnya akan menjadikan dia menyukai apa saja yang disukai kekasihnya dan membenci apa saja yang dibenci oleh kekasihnya”.

Rasulullah saw bersabda :
َ

Cinta kalian kepada sesuatu bisa membuat kalian buta dan tuli (HR. Abu Daud)

Hasan Al-Bashri berkata : “Barangsiapa yang mencintai suatu kaum, maka dia akan mengikuti perilaku kaum tersebut. Ketahuilah, bahwa engkau tidak akan dipertemukan dengan orang-orang pilihan kecuali kalau kalian mengikuti perilaku mereka, meneladani perbuatan mereka pagi dan sore karena berambisi untuk menjadi seperti mereka” (Syarah Az-Zarqani ‘ala Al-Mawahib al-Laduniyah bil-Mihnah al-Muhammadiyah, hlm 5 / 304).

Semakin dalam rasa cinta seseorang kepada kekasihnya, maka akan semakin dekat perilakunya dengan sang kekasih karena dirinya selalu melakukan akselerasi untuk bisa bersamanya. Demikianlah
pula jika seseorang mencintai Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman, maka dirinya akan melakukan penyesuain langkah dan sikap untuk senantiasa bisa bersama mereka. Sehingga muncullah kebiasan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, meneladani Rasulullah saw dan meniru orang-orang beriman.

Imam Ghazali mengatakan : “Engkau tidak akan bertemu dengan orang-orang baik kecuali dengan amal perbuatan. Karena orang-orang Yahudi dan Nashrani mengaku cinta kepada Nabinya tetapi mereka tidak bersama para Nabinya” (Ihya’ ‘Ulumuddin, hlm 2 / 160).

Di antara kelebihan orang-orang mukmin adalah kepedulian mereka kepada shahabatnya baik di dunia dan di akhirat. Di akhirat nanti, orang-orang mukmin yang kita cintai, juga tetap mempunyai kepedulian kepada para shahabat yang mencintainya dengan berjuang keras di hadapan Allah SWT untuk memasukkan shahabat-shahabatnya ke dalam surga seperti mereka. Rasulullah saw bersabda: Demi Allah Yang jiwaku ada di tanganNya. Tidak ada seorangpun diantara kamu yang lebih bersemangat di dalam menyerukan permohonannya kepada Allah untuk mencari cahaya kebenaran, dibandingkan dengan kaum Mukminin ketika memohonkan permohonannya kepada Allah pada hari Kiamat untuk (menolong) saudara-saudaranya sesama kaum Mu’minin yang berada di dalam Neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kelebihan orang-orang Mukmin yang tinggal di dalam surga adalah segala keinginan mereka dikabulkan oleh Allah SWT, termasuk keinginan memasukkan shahabat-shahabatnya ke dalam surga.
Allah SWT merespon keinginan orang-orang Mukmin itu dengan firman-Nya :
“Keluarkanlah oleh kalian (dari Neraka) orang-orang yang kalian tahu!” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka beruntunglah orang-orang yang mencintai orang-orang Mukmin, bersikap seperti mereka dan tidak bershahabat kecuali dengan mereka. Karena mereka adalah hamba Allah yang memiliki keutamaan di dunia dan di akhirat. Hasan Al Bashri mengatakan :

Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat” (Ma’alimut-Tanzil 4 / 268).

Sedangkan Imam Ibnul Jauzi menasehatkan kepada teman-temannya:

Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Tuhan kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”
Kemudian beliau menangis.

Bisa jadi mencintai orang kafir, orang munafik dan ahli maksiat terlihat lebih keren, lebih populer dan lebih hebat. Tetapi sikap seperti itu pada hakikatnya menjerumuskan kita dalam kehancuran di dunia dan di akhirat.
Marilah kita mengarahkan rasa cinta kita kepada Allah SWT, Rasulullah saw dan orang-orang beriman. Dan semoga kelak kita akan dikumpulkan bersama mereka di surga yang penuh dengan kenikmatan. Aamiin ...

#Kajian Parenting Islamiyah

No comments:

Post a Comment