![]() |
Ilustrasi dari Google |
MEMBANGUN KELUARGA SAMARA
Oleh: Rochma Yulika
Membangun keluarga SAMARA dalam bingkai syariah itulah dambaan setiap insan. Namun apalah artinya hidup dalam kebersamaan dalam sebuah keluarga jika iman tak jadi pedoman. Penguat cinta dan peneguhnya ada keimanan yang besar kepada Allah swt. Jika buka karena iman apalah artinya sebuah bangunan keluarga. Meski banyak keluarga bahagia tanpa landasan iman, namun ijinkan kami bertanya apakah mereka akan bersama hingga ke surga? Waalhu a’lam.
Cinta dalam bangun keluarga SAMARA itu bagaikan energi dahsyat yang bisa menjadikan pasangan bertambah luar biasa. Terkadang untuk menghadirkan bahagia tidak butuh banyak dana. Seperti halnya banyak pasangan. Mereka butuh merajut bahagia dengan pergi ke tempat-tempat romantis atau ke bioskop dengan melihat film romansa. Tidak sama sekali.
Dalam keluarga yang sudah dibingkai oleh cinta sejati nan hakiki lantaran semua bermuara pada Ilahi Rabbi akan dengan mudah membangun romantisme-romantisme melalui canda tawa ceria di rumah yang seperti surga. Teringat kala diri mulai lelah lantaran banyaknya amanah namun sebuah pesan indah yang dibingkai dalam cinta karena Allah telah melahirkan semangat nan dahsyat.
Menemukan pasangan, keinginan membangun rumah tangga bukan sekedar untuk bersenang-senang, bukan juga untuk sekedar melepas lelah sekalipun. Tapi ada yang lebih tinggi dan mulia dari itu yakni melangkah bersama menuju ridla Ilahi. Banyak ilmu yang belum kita ketahui banyak ilmu yang butuh untuk dipelajari dan hadirnya sang kekasih bisa jadi tempat berbagi, berdiskusi dan mengajari
Adakah kita pernah membaca kisah dahsyat berikut ini? Apakah mengenal Uns binti Abdul karim? Dia adalah istri Ibnu Hajar Al asqalani. Seorang ulama besar yang dengan cintanya senantiasa mendampingi istrinya hingga bisa menjadi wanita yang luar biasa. Uns dengan ketekunan suaminya bisa menjadi ahli hadits yang disegani. Dan kita? Atau kelak keluarga kita nanti? Berharaplah menjadi pasangan yang bisa saling mensupport hingga kesuksesan suami tak lepas dari dukungan istri begitu sebaliknya. Di balik laki-laki yang luar biasa ada di belakangnya wanita-wanita luar biasa. Dibalik wanita yang luar biasa pastilah di belakangnya ada sang suami yang selalu mendukungnya dengan penuh cinta
Masya Allah sungguh luar biasa kekuatan cinta. Bicara cinta dalam ranah keluarga berarti mengajak keluarga menuju arah perbaikan. Allah mendatangkan agama untuk merubah manusia biasa menjadi luar biasa. Dengan cinta kita akan mengawali hidup dengan membangun diri, membangun masyarakat dan membangun peradaban. Cinta bisa mengalirkan energi bila tepat mengelolanya.
Cinta itu ibarat air yang menyejukkan. cinta itu ibarat air sebagai pelepas dahaga. Cinta itu ibarat air yang selalu mengalir hadirkan berjuta kemanfaatan. Selayaknya pasangan yang shalih adanya cinta saling mendorong untuk lebih dekat kepada sang Maha pecinta bila yang satu melemah yang lain kan menguatkan. Bila yang satu lalai yang lain kan mengingatkan. Semua bernilai ibadah becanda saja bisa jadi ibadah.
Siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Begitulah selayaknya pasangan adanya saling melengkapi dan tiadanya saling merindui. Bersamanya hadirkan berjuta bahagia. Kala tak ada di sisinya hati pun saling menjaga.
Mengenang kisah cinta sepanjang masa membuat kita mampu berkaca seperti apa sejatinya cinta dalam keluarga samara. Sejarah telah mencatat tentang sejarah cinta yang bisa kita jadikah ibrah untuk melangkah dalam meneguhkan cinta di jalan dakwah ini.
Haji Abdul Karim Malik Amrullah yang biasa dikenal dengan panggilan Buya Hamka. Pernah selintas aku baca kisah Allahu yarham. Semoga Allah merahmatinya. Beliau biasa disebut dengan panggilan Hamka. Tak diragukan keshalihannya lantaran kisahnya yang menyejarah. Mendapati kebiasaanya shalat taubat setiap hari. Terlintas tanya mengapa beliau selalu shalat taubat sementara banyak orang tahu tentang keshalihannya.
Dalam sebuah percakapan, "wahai Abah, mengapa Abah selalu sholat Taubat, sementara kita tahu Abah adalah orang yang shalih dan taat beragama?" Beliau menjawab, "Abah selalu shalat Taubat karena Abah takut jika dalam kehidupan sehari-hari cinta Abah pada Ummi melebihi cinta Abah pada Allah, maka Abah selalu shalat Taubat."
Sumber: Ayah karangan Irfan Hamka (hal 212-213).
Adakah mutiara sakinah di rumah kita?
Hidup tanpa berpijak pada aturan Allah seperti berjalan tanpa arah, mengarungi samudera tak berpantai atau penderitaan yang tak berkesudahan. Kehidupan berumah tangga tak ada arinya tanpa melibatkan Allahmembersamai kita. Maka bangunlah kehidupan rumah tangga dalam mahligai kehendak Nya. Dalam genggaman aturan Nya. Agar kita ditolong dan diselamatkan Allah.
Membangun keluarga sebagai pasangan yang abadi hingga di surga. Seperti cinta yang lembut, menggemaskan dan menghangatkan. Seperti pakaian dan pemakainya. Pas banget. Selain itu ketika kita memakainya merasa kenyamanan hadir dalam jiwa kita. Seperti pakaian juga yg tetap gaul tapi ma'ruf. Yang tetap gaul tapi sesuai syariat. Seperti matahari pagi yang menyejukkan Seperti matahari sore yang menghangatkan
Keluarga sakinah dalam 4 pilar :
- Memiliki kecenderungan kepada agama
- Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda.
- Komunikasi berjalan dengαn baik
- Saling memberi ruang antar pasangan dengan menerima setiap kekurangan dan tak hanya sanggup menerima segala kelebiihannya.
Rasulullah menggambarkan ada 4 hal yang mendukung keluarga untuk menjadi samara.
- Pasangan yang shalih shalihah
- Anak yang berbakti
- Lingkungan sosial yang sehat
- Kecukupan rizki untuk memenuhi kebutuhannya
Apakah ada ikhtiar dalam menemukan belahan jiwa? Hidup di dunia itu masuk zona ikhtiar. Cara mendapatkan suami terbaik adalah belajar menjadi istri terbaik. Dan ketika masih melajang belajarlah menjadi pribadi yang selalu berproses menjadi lebih baik agar dimudahkan segala urusan dalam menggapai kebahagiaan berumah tangga.
Dr Aidh Al Qarni menasihati:
“Cinta bagi pecinta Allah adalah kewajiban. Dengan cintalah langit dan bumi ini berdiri. Barang siapa belum memasuki surga cinta kepada Allah, takkan pernah bisa menperoleh kedekatan dengan Rabb.
Dengan cinta lah, Rabb disembah. Dengan cinta lah, dosa itu dijauhi. Karena cinta lah, bencana menjadi ringan. Karena cinta lah, kesulitan menjadi bisa dipikul.
Akal tanpa cinta tak mampu berpikir. Mata tanpa cinta tak mampu melihat. Langit tanpa cinta takkan memberikan hujan. Taman tanpa cinta takkan berbunga. Kapal tanpa cinta takkan bisa berlayar. Rumah tanpa cinta runtuh. Pasukan tak memiliki cinta akan kalah. Tapi cinta paling mulia dan agung, adalah kecintaan yang didatangkan oleh Islam.”
Ciri-ciri rumah tangga kader dakwah :
- Sendi bangunan keluarga kader adalah taqwallah. Taqwa merupakan sendi yang kuat untuk bangunan usrah Islamiyah. Memilih istri harus sesuai dengan taujih Rasulullah, yaitu mengutamakan sisi agama.
- Kebahagiaan rumah tangga bukanlah berdasarkan atas kesenangan materi saja tapi kebahagiaan hakiki harus muncul dari dalam jiwa berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Bila taqwa telah menjadi sendi utama, maka kekurangan material apapun akan menjadi ringan. Dengan taqwa akan memunculkan tsiqah antara keduanya sehingga akan melahirkan ketenteraman dan ketenangan. Dengan ketaqwaan, hubungan antara suami dan istri serta anak-anaknya akan menjadi indah karena semua akan sadar akan tanggung jawabnya dan hak-haknya.
- Rumah yang dibangun untuk keluarga kader seharusnya sederhana, mengutamakan dharuriyyat (prioritas), mengurangi hal-hal yang tersier, dan tidak ada israf.
- Dalam masalah pakaian dan makanan hendaknya menjauhi israf, mewah-mewahan, tapi justru harus menekankan masalah kesederhanaan, kebersihan, menghindari yang haram. Rumah tangga kader lebih mengutamakan memperbanyak sedekah untuk fakir dan miskin. Nasihat pada setiap kader dalam hal makanan harus selalu halal dan baik, menjauhi yang haram dan yang syubhat
- Sekitar anggaran rumah tangga haruslah menjadi contoh . Dalam hal ini kita harus:
- Mencari rezki yang halal dan baik serta menjauhi yang haram. Sebab, semua daging yang lahir dari barang haram maka api neraka lebih berhak untuk membakarnya.
- Perlu ada kesepakatan antara suami dan istri dalam menentukan anggaran belanja rumah tangga, untuk apa saja penggunaan anggaran tersebut. Yang jelas, pengeluaran tidak boleh melebihi penghasilan
- Mencukupkan diri dengan hal-hal yang dharuriyyat dan menjauhi hal-hal yang sifatnya kamaliyat semampu mungkin.
- Memperhatikan hak Allah SWT seperti menunaikan zakat, menunaikan ibadah haji kalau sudah mampu. Dalam rumah tangga diutamakan bila mampu menyediakan kotak khusus untuk sedekah. Wallahu a’lam.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ - والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Edisi : Senin, 23 Oktober 2017
Grup Parenting Islamiyah Dan Grup Kajian Umum FKDI
No comments:
Post a Comment