Para Sahabat Nabi Muhammad SAW Keutamaan, Derajat dan Kedudukannya - FKDI Indonesia

Wednesday, May 2, 2018

Para Sahabat Nabi Muhammad SAW Keutamaan, Derajat dan Kedudukannya

ilustrasi dari google

Para Sahabat Nabi Muhammad SAW Keutamaan, Derajat dan Kedudukannya

Ustadz Herman Budianto, M.Si
Rabu, 4 April 2018

Definisi Sahabat
Sahabat adalah orang yang bertemu Rasulullah, beriman kepadanya dan wafat di atas iman, dia dinamakan shahib karena jika dia bertemu Rasulullah dalam keadaan beriman kepadanya maka dia telah berikrar mengikutinya. Ini salah satu keistimewaan persahabatan dengan Rasulullah. Adapun selain Rasulullah maka seseorang belum dianggap sahabat sebelum dia sebelum dia bergaul dengannya dalam waktu yang panjang yang karenanya dia berhak disebut sahabat.
Secara bahasa, kata ash-shahabah (الصحابة) adalah bentuk plural (jamak) dari kata shahib (صاحب) atau shahabiy (صحابي) yang berarti teman sejawat.

Akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Terhadap Sahabat
Di antara prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah keselamatan hati mereka dan lidah mereka terhadap sahabat Rasulullah. Keselamatan hati dari kebencian, kemarahan dan iri hati dan keselamatan lidah mereka dari segala ucapan yang tidak layak dengan kedudukan mereka.

Hati Ahlus Sunnah wal Jamaah bersih dari semua itu, ia penuh dengan kecintaan, penghormatan, penghargaan kepada sahabat Nabi sesuai dengan kedudukan mereka. Ahlus Sunnah mencintai sahabat Nabi dan mengunggulkannya di atas seluruh manusia karena mencintai mereka termasuk mencintai Rasulullah dan mencintai Rasulullah termasuk mencintai Allah.

Lidah mereka bersih dari hinaan, celaan, laknat, pemberian gelar fasik, kafir dan lain-lain yang dilontarkan oleh ahli bid’ah , mereka adalah Udul ( Udul jama’ dari Adil . ( Menurut bahasa Adl yaitu : “Adalah” atau ‘Adl lawan dari Jaur yang artinya kejahatan. Rojulun ‘Adlmaksudnya : Seseorang dikatakan adil yakni seseorang itu diridhai dan diberi kesaksiannya.(Lihat Kamus Muktarus- Shihah hal. 417 cet. Darul Fikr). Menurut Istilah ahli : Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : “Yang dimaksud dengan adil ialah orang yang mempunyai sifat ketaqwaan dan muru’ah”. ( Nuzhatun Nazhar Syarah Nukhbatul-Fikar hal. 29 cet. Maktabat Thayibah tahun 1404H).
Jika hati mereka bersih dari semua itu berarti mereka sarat dengan pujian, doa ridha dan rahmat kepada mereka serta istighfar dan lain-lain.

Hal itu karena perkara-perkara berikut:

Pertama : Mereka adalah generasi terbaik di seluruh umat sebagaimana secara jelas dinyatakan oleh Rasulullah, “Sebaik-baik manusia adalah abadku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orangorang sesudah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kedua : Mereka adalah perantara antara Rasulullah dengan umat, dari merekalah umat menerima syariat.
Ketiga : Jasa penaklukan yang besar lagi luas melalui tangan mereka. Dengan wasilah mereka lah negeri-negeri dapat merasakan hidayah iman dan islam.
Keempat : Mereka menebarkan kemuliaan di kalangan umat, Kejujuran, nasihat, akhlak dan adab yang tidak ada di selainnya. Hal ini tidak diketahui oleh orang yang membaca tentang mereka dari balik tembok, bahkan hal ini tidak diketahui kecuali oleh orang yang hidup dalam sejarah mereka dan mengenal keutamaan-keutamaan, jasa-jasa, pengorbanan-pengorbanan dan ketaatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya.

Keutamaan para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:

1. Mereka adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.” (QS Ali ‘Imran [3]: 110)
Mengenai ayat ini, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma berkata:
“Mereka adalah orang-orang yang ikut berhijrah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Mekkah ke Madinah.”

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:
“Yang benar adalah maksud ayat ini berlaku umum untuk setiap generasi manusia. (Namun tentu saja,) sebaik-baik generasi manusia adalah generasi yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus di tengah-tengah mereka (yaitu para sahabat). Kemudian yang setelahnya, kemudian yang setelahnya.” (Tafsir Ibnu Katsir [2/83])

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku (yaitu generasi para sahabat Nabi Muhammad), kemudian yang sesudahnya (generasi tabi’in), kemudian yang sesudahnya (generasi tabi’ut tabi’in).” (HR Al-Bukhari no. 2509)

2. Mereka adalah orang-orang yang telah mendapatkan ridha dari Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah [9]: 100)

3. Jalannya para sahabat merupakan jalan keselamatan.
Sebagai generasi terbaik manusia, para sahabat tentu saja menjadi teladan bagi generasi-generasi setelahnya. Merekalah orang-orang yang sangat mentaati dan mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi diri-diri mereka sendiri. Pada zaman mereka jugalah wahyu Allah turun kepada NabiNya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendirilah yang mendidik mereka dalam tarbiyah Islamiyyah. Berkat keberadaan mereka pula, Islam sampai hingga di zaman kita ini.

4. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menepati janji Allah.
Allah Ta’ala berfirman:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu serta mereka tidak mengubah (janjinya).” (QS Al-Ahzab [33]: 23)

5. Mereka merupakan orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ، الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ، أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah, mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS Al-Anfal [8]: 2-4)

Ketika menggambarkan betapa kuatnya keimanan para sahabat dan betapa besar pengorbanan mereka untuk agamanya, Allah Ta’ala juga berfirman:

لِلْفُقَرَاء الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللهِ وَرِضْوَاناً وَيَنصُرُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

“(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaanNya serta mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS Al-Hasyr [59]: 8)

Sifat-sifat orang-orang beriman yang disebutkan di ayat tersebut semuanya ada pada diri para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hati-hati mereka sangat lembut, sehingga tatkala mendengar atau dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Quran kepada mereka, bergetarlah hati dan bertambahlah iman mereka. Dalam melakukan ibadah pun mereka tidak setengah-setengah, baik itu tawakal, shalat, sedekah, jihad, dan yang lainnya, semuanya ditujukan hanya kepada Allah dan hanya ridha dan pahala dari Allah-lah yang mereka harapkan. Dan tentu saja belum ada di antara kita yang bisa menandingi kualitas ibadah mereka.

Demikianlah beberapa keutamaan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bisa kami sampaikan. Masih banyak keutamaan-keutamaan mereka yang semoga bisa disampaikan di tulisan-tulisan berikutnya. Semoga Allah mengumpulkan kita bersama Nabi dan para sah.

No comments:

Post a Comment