UMI MADRASAH PERTAMA - FKDI Indonesia

Wednesday, August 8, 2018

UMI MADRASAH PERTAMA


UMI MADRASAH PERTAMA

Pemateri: Bunda Lintang Ratri S
Edisi: 15 Juli 2018

Ialah keluarga, tempat dimana peradaban dimulakan, bukan dimulai oleh ekspansi pasukan atau penjajahan. Ialah keluarga, inti cinta yang membuat manusia berdaya melakukan hal-hal yang tidak mungkin. Ialah keluarga, tempat segala kebaikan diteladankan untuk kali pertama. Sampai-sampai, satu surat mulia dalam Al Quran Allah takdirkan berjudul nama sebuah keluarga; Ali Imran.

ummi adalah madrasah pertama dan utama anak sejak masih dalam kandungan. Sembilan bulan janin bersama ummi, mendapat asupan nutrisi dan kasih sayang dari ummi. Dilahirkan dan disusui oleh ummi, maka setiap anak akan selalu lekat dengan sosok ummi. Hingga anak menjadi dewasa akan selalu terikat perasaannya kepada ummi. Maka sebagai ummi, para istri salihah harus menyadari sepenuhnya beban dan tanggung jawab besar ini dalam dirinya. Bersama dengan suami, melaksanakan tugas peradaban mendidik dan menyiapkan calon pemimpin masa depan.

Setiap perempuan adalah guru dan pengajar. Paling tidak, guru dan pengajar bagi anaknya sendiri. Sehebat-hebatnya guru di luar sana, tak ada guru sehebat ummi yang selalu mengajar dan mendidik anaknya hampir 24 jam penuh. Karena pelajaran kehidupan itu bukan hanya membaca atau berhitung. Ada pelajaran yang jauh lebih penting dari itu..
Mengenal Rabbnya.. mengenal nabinya.. mengenal agamanya.. Bagaimana berakhlak mulia, bagaimana beraqidah yang lurus. Mengenalkannya pada kehidupan, mengenalkan apa itu cinta dan rasa empati.. Tak hanya sekadar teori, tapi mengajarkan semuanya itu dalam bentuk nyata, dalam segala tindak keseharian. “Setinggi-tingginya pendidikan seorang perempuan, tempatnya adalah di rumah. Sepintar apapun, secantik apapun, sehebat apapun karirnya, perempuan yang baik adalah yang terus belajar untuk menjadikan rumahnya tempat ternyaman bagi suami dan anak-anaknya.

Tugas Mulia Sepanjang Masa

Mendidik adalah tugas mulia sepanjang masa. Tak ada tugas mulia bagi seorang ummi terhadap anaknya melainkan menjadi sekolah baginya. Seorang ibu haruslah mengerti bahwa mendidik anak adalah kewajiban besar yang harus dipikul di atas pundaknya.Dialah pilar utama dalam proses tarbiyah(pendidikan) bagi anaknya. Kinerja dan kesuksesan anak sangat terkait erat dengan peran ummi sebagai sekolah pertama bagi anaknya. Bahkan anak-anak sangat tergantung pada usaha orang tua mereka. Dalam keadaan cacat sekalipun, mereka bisa dicetak menjadi orang hebat yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

Bekal Utama Peran ummi Sebagai Sekolah Pertama

Untuk menjadi sekolah utama bagi para anaknya dibutuhkan berbagai bekal utama. Bagaimana mungkin seorang anak akan belajar jika pengajarnya akan ilmu dan adab mulia? Kesiapan bekal seorang ummi sangat mempengaruhi proses pembelajaran anak yang diasuhknya

Iman dan Taqwa

Inilah bekal utama seorang ummi sebagai sekolah pertama. Tidak akan pernah seorang ummi menjadi sekolah yang unggul tanpa dibekali iman dan taqwa. Keduanya ibarat benteng penjaga kemurnian fitrah anak didiknya. Sekaligus sebagai perisai yang menghalangi panah tentara setan dan serangan dahsyat budaya kejahiliyahan. Sejak dini anak sudah dikenalkan dengan kalimat tauhid laa ilaaha illallah sebagai kalimat yang pertama kali mereka ucapkan secara fasih dan memahami makna kalimat tersebut.

Kemudian, menghiasi diri dengan ketaqwaan. Sebab, pendidik adalah contoh dan panutan sekaligus penanggung jawab pertama dalam pendidikan anak berdasarkan iman dan Islam. Jika seorang ummi sebagai pendidik tidak menghiasi diri dengan taqwa, baik dalam perilaku, ucapan dan pergaulan maka ini akan menjadi malapetaka besar bagi si pendidik dan anak didiknya dan menjadi musibah dalam dunia pendidikan. Karena itulah, peran ummi sangat penting.

Ilmu dan Pengalaman

Sebuah keharusan, bahwa pendidik harus berbekal ilmu yang memadai. Ia harus memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep dasar pendidikan dalam Islam. Mengetahui halal haram, prinsip-prinsip etika Islam serta memahami secara global peraturan dan kaidah-kaidah syari’at Islam.

Ilmu adalah petunjuk terbaik dan pengalaman adalah guru yang arif dan bijaksana. Tanpa ilmu, seorang ummi tidak akan menjadi pendidik sejati. Dan tanpa pengalaman tidak akan membuat seorang ummi pendidik handal. Antara ilmu dan pengalaman harus berpadu dalam diri seorang ummi. Semua itu karena mendidik anak bukan sekedar membesarkan, namun membekali, membangun, mengarahkan, mengembangkan serta mengontrol menuju keridhaan Allah ‘Azza wa Jalladan Rasul-Nya.

Sabar dan Tawakkal

Salah satu peran ummi adalah mendidik. Mendidik anak bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak sekali hambatan dan rintangan dalam proses perjalanannya. Oleh karena itu seorang ummi harus berbekal dengan kesabaran dan ketawakkalan. Barang siapa yang bersabar maka Allah ‘Azza wa Jalla akan memberikan kemenangan. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah’Azza wa Jalla, maka Allah’ Azza wa Jallaakan janjikan jalan keluar dari segala persoalan yang dihadapinya, begitu juga Allah ‘Azza wa Jalla akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Sabar dan tawakkal adalah kunci dalam segala urusan. Insya Allah, dengan sabar dan tawakkal dalam mendidik buah hati, akan memperoleh hasil yang maksimal.

Doa dan Keikhlasan

Doa seorang ummi akan menggantarkan anaknya pada kesuksesan dan keberhasilan. Tak ada senjata yang paling ampuh kecuali doa setelah berusaha maksimal mungkin. Sudah seyogyanya peran ummi sebagai sekolah pertama senantiasa berdoa untuk kesuksesan anaknya. Doa seorang ummi yang dihiasi keikhlasan pada Allah ‘Azza wa Jalla akan mengantarkan anak-anaknya menjadi pejuang di jalan Allah’Azza wa Jalla. Ikhlas dalam perkataan dan perbuatan termasuk pondasi iman dan merupakan keharusan dalam Islam.

Wahai para ummi, janganlah pernah menyerah dan putus asa. Selalu bersiap siagalah menjadi sekolah pertama yang mencetak para pejuang yang selalu membela Allah dan Rasul-Nya.

Terimalah Anak dengan Segala Potensinya

Anak adalah amanah dari Allah, maka terimalah anak dengan sepenuh hatimu. Mereka adalah buah hati mu, bagaimanapun kondisi fisiknya. Penerimaanmu kepada mereka, akan menjadi kunci keberhasilannya. Jika orang tua menolak kondisi anak, justru akan membuat anak-anak semakin jauh dari keluarga.

Temani Anak untuk Tumbuh dan Berkembang

ummi memiliki peran yang luar biasa besarnya dalam menemani tumbuh kembang anak. Setiap ummi hendaknya mengetahui kegiatan yang dilakukan anak-anaknya agar dapat mengontrol dan memberikan arahan terhadap kegiatan yang dilakukan anak. Dengan menjalin komunikasi yang baik ummidapat mengetahui semua kegiatan anaknya. Selalu meluangkan waktu pada sore atau malam hari pada saat istirahat untuk berbagi cerita  tentang kegiatan yang telah dilalui pada hari tersebut merupakan suatu moment yang sangat baik bagi ummi untuk dapat mengarahkan anaknya menuju kemuliaan.

Menjadi contoh yang baik di mata anak-anak
Seorang ummi harus menjadi figur yang baik di mata anak-anaknya. Sosok yang harus selalu memberikan contoh yang baik dengan cara selalu menemani dan menjadi tempat bersandar bagi anak-anaknya untuk mencurahkan isi hati dan pikirannya. Kedekatan emosional antara ibu dan anak inilah yang harus dibangun agar dapat menghantarkan anak-ananya menuju gerbang
kesuksesan.

Menanamkan sikap mandiri dan berani
Menjadi seorang ummi juga harus bisa menanamkan sikap mandiri kepada anak-anak. Sikap inilah yang akan menjadikan anak hidup tidak bergantung pada orang lain. Sikap berani
mengambil keputusan juga harus diterapkan sedini mungkin. Tidak lupa seorang ummi harus mengarahkan dan memotivasi atas pilihan yang telah ditentukan oleh anak-anaknya.

Menanamkan nilai-nilai luhur Islam
Keluarga adalah unit terkecil di dalam masyarakat yang akan menentukan mutu dari masyarakat. Negara akan bermutu kalau keluarga juga bermutu dan sakinah. Semua itu tidak tercapai kalau pendidikan di dalam keluarga tidak berjalan dengan baik.

Pendidikan di dalam keluarga harus dilandasi dengan nilai-nilai agama. Nilai-nilai Islam itu harus ditanamkan ke dalam diri anak-anak, baik melalui lisan maupun perbuatan.

Beberapa nilai-nilai Islam yang diterapkan kepada anak-anak  yaitu,pertama, Nilai Kejujuran. Jujur disini mengandung arti jujur terhadap diri sendiri, jujur terhadap orang lain atau masyarakat, dan jujur terhadap Allah SWT. Kejujuran juga mencakup konsistensi dalam sikap dan tindakan serta satunya kata dan perbuatan.Kedua, Nilai Keberanian, yaitu keberanian dalam menyampaikan pendapat dan keberanian untuk mengatakan apa yang menurut Alquran dan sunnah benar serta keberanian untuk mengambil sikap walau menghadapi resiko, juga keberanian dalam memikul tanggung jawab. Ketiga,Nilai kesadaran tentang kesamaan dan kesetaraan di antara sesama manusia. Mendidik anak-anak  untuk berkawan dengan siapa saja, tanpa memandang dan membedakan status sosial dan gender.

Menanamkan Nilai Kepedulian Kepada Orang Lain

Selalu menanamkan pentingnya silaturrahmi dan peduli terhadap orang lain. Hal ini bisa dilakun dengan cara selalu mengajak anak-anaknya untuk menjenguk famili atau kerabat yang sakit. juga sangat menjaga silaturrahmi dengan keluarga para ulama.

Yes, she is my mother.. my first teacher.. my great financial advisor.. my favourite mentor. Many thanks for everything you taught me, mom. I owe you a lot. Barakallaahu fiyk~

“A mother is the first and the best role model for her children. And home is the best place to learn the lessons of life.”

No comments:

Post a Comment