Mensyukuri Karunia Allah - FKDI Indonesia

Wednesday, August 8, 2018

Mensyukuri Karunia Allah


Mensyukuri Karunia Allah

Pemateri: Ustadz Dedy Darmadi
Edisi: 9 Juli 2018

Kita semua tahu bahwa segala karunia Allah swt yang dilimpahkan kepada kita sangatlah banyak dan besar, jika kita menghitungnya, maka tidak dapat terhitung jumlahnya, sebagaimana pula, jika kita mensyukurinya maka kita tidak akan mencukupinya.
Ingatlah firman Allah swt tentang masalah itu:

"Dan jika kamu mengitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya" (An Nahl: 18)

Perlu kita ketahui, bahwa mengingat karunia Allah swt merupakan sebagian tanda syukur kita kepada-Nya. Dan melupakannya sebagai tanda mengingkarinya. Marilah kita berlindung kepada Allah swt dari mengingkari segala karunia-Nya, karena hal itu mengancam hilangnya segala karunia Allah swt dan mendorong pelakunya kepada kesulitan dan kerugian.

Sesungguhnya karunia Allah swt yang paling jelas dan paling besar adalah karunia Islam. Sebab, karenanya kita dapat terhindar dari kekafiran dan menyelamatkan kita dari neraka yang kekal.

Yang perlu kita tanyakan pada diri kita masing-masing adalah, apakah kita telah mengenali karunia Allah swt yang satu ini dengan pengenalan yang semestinya, sehingga kita dapat mensyukurinya dan karunia itu dapat tetap bersama kita, sehingga kita senantiasa hidup dalam keadaan bersyukur, mulia, suci, bahagia dan aman?

Ketahuilah bahwa Islam adalah Agama Allah swt. Dia tidak akan menerima agama lain, sepwrti yang disebutkan dalam firman Allah swt berikut

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi" (Ali Imran: 85)

Pemberitaan dari Allah swt ini telah membatalkan fungsi semua agama, kecuali Islam, sehingga Dia tidak akan mengakui kebenaran agama Yahudi, Nasrani, Budha, dan semua agama yang dianut oleh berbagai bangsa sejak dahulu hingga sekarang. Sebab, Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana telah membatalkan fungsi semua agama selain agama Islam. Allah swt telah mengganti syariat agama-agama itu dengan syariat Islam yang bersifat sempurna dan yang akan membawa kebahagian bagi setiap pengikutnya yang menyembah Allah Yang Maha Esa dan yang mengikuti tuntutan agama-Nya, aqidah-Nya, Ibadah-Nya, hukum-hukum-Nya, tata krama-Nya dan budi pekerti-Nya.

Sesungguhnya masuk ke dalam agama Islam mempunyai arti keharusan bagi setiap orang untuk mengislamkan hatinya, wajahnya dan seluruh anggota badanya kepada Allah swt semata, sehingga tindak-tanduknya fan gerak-geriknya tidak keluar sedikit pun fari koridor mentaati Allah swt dan mengharapkan ridha-Nya. Sehingga seorang muslim tidak akan bergerak kecuali untuk meraih cinta dan ridha Allah swt, termasuk juga seluruh anggota badannya hanya untuk mentaati-Nya dan mengharap ridha-Nya, termasuk juga mata, telinga, tangan, kaki, semua tidak akan bergerak kecuali telah disesuaikan dengan petunjuk dan izin Allah swt.

Itulah hakikat agama Islam dan karunia terbesar yang dilimpahkan kepada kita. Apakah kita telah mengenalinya dengan semestinya? Apakah kita telah mensyukurinya? Dan apakah kita termasuk orang-orang Islam yang sejati?

Islam terbina di atas lima pondasi, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah Haji ke Baitullah bagi yang mampu. Jika seorang sengaja tidak melaksanakan salah satu dari pondasi-pondasi itu, maka robohlah keislaman, sehingga ia tidak terkait dengan Islam sedikit pun. Seroang tidak termasuk seorang Islam ketika ia menyekutukan Allah swt, menyembah selain Allah swt, tidak menunaikan shalat, atau zakat, atau puasa Ramadhan atau ibadah Haji.

Seorang hamba jika telah masuk ke dalam Islam dan ia memperindah keislamannya, maka seluruh hidupnya tercatat sebagai ibadah kepada Allah swt, sehingga ia tidak akan melakukan perbuatan apa saja yang bertentangan dengan kepatuhan kepada Allah swt dan mengharapkan ridha-Nya. Seorang pedagang muslim di tempat perdagangannya, seorang petani di tempat pertaniannya, seorang industri di tempat perindustriannya, seorang yang beri'itikaf di masjidnya, seorang yang shalat di mihrabnya, seorang yang berpuasa di siang harinya dan seorang yang beribadah di malam harinya, semua bertujuan mentaati Allah swt dan berharap ridha-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah swt kepada Rasul-Nya, umat-Nya, dan para pengikut-Nya, seperti yang tertera dalam firman Allah swt berikut:

"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta Alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah" (Al An'am: 162-163)


(Disadur dari buku terjemahan Kitab al Minbar. Syaikh Abu Bakar Jabir al Jaza'iry)

No comments:

Post a Comment