Pemateri : Arif Tri Al Qondaly
Edisi: 01 Agustus 2019
Secara bahasa, 'qurban' berasal dari kata "qaruba yaqrubuqurbanan",
yang artinya dekat atau mendekatkan diri. Orang yang berqurban, artinya orang yang berkeinginan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan menyembelih hewan qurban. Syariat
tentang Qurban, tidak bisa lepas dari sejarah bagaimana Nabi Ibrahim AS, saat
diuji Allah tatkala bermimpi menyembelih putranya Ismail AS.
Sebagaimana ada dalam firmanNya :
{فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى
فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ
مَاذَا تَرَى}
"Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!"
(Ash-Shaffat: 102).
Ismail AS mendengar apa yg diucapkan ayahnya yang
mengisyaratkan perintah Allah SWT, langsung berkata :
{قَالَ
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا
تُؤْمَرُ}
Ia menjawab, "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu.” (Ash-Shaffat: 102)
{سَتَجِدُنِي
إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ
الصَّابِرِينَ}
"insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar.” (Ash-Shaffat: 102)
Dari dialog nabi Ibrahim AS
dan nabi Ismail AS, bisa kita lihat,
betapa nilai sebuah ketaatan itu
dibuktikan dengan pengorbanan, tidak hanya harta, bahkan juga
nyawa, sekalipun itu nyawa putranya ,
kalau itu perintah Allah SWT, jawabnya hanya sami'na wa atho'na (kami dengar
dan kami taat).
Disamping itu, setiap syariat yang datang pasti membawa
maslahat . Sebagaimana qoidah Ushul : "khaitsuma yakuunu asy-syar'u
takuunu mashlahah" ( dimana ditegakkan syariat disitulah muncul
kemaslahatan).
Demikian juga syariat Qurban selain terdapat maslahat syiar,
kepedulian terhadap sesama, bukti ketundukan dan ketaatan pada sang Kholiq,
juga amalan yg sangat dianjurkan nabi. Nabi saw bersabda, barangsiapa yang
memiliki keleluasaan (untuk membeli hewan kurban) lalu tidak melakukannya
(tidak berkurban), maka janganlah mendekati tempat shalatku” (HR. Ahmad).
Demikian juga Nabi SAW juga bersabda :
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى
الله عليه وسلم- قَالَ
« مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ
يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ
هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى
يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ
مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ
عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا »
Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “
Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh
Allah daripada mengalirkan darah dari hewan qurban. Ia akan datang pada hari
kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan qurban tersebut. Dan sungguh, darah
tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh
ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban ” (HR. Ibnu Majah no.
3126 dan Tirmidiz no. 1493)
Oleh karena itu, qurban merupakan ajaran yg dicontohkan
pertama kali oleh nabi Ibrahim, dan diteruskan masa Nabi Muhammad SAW. Maka
selayaknya kita ittiba' nabi untuk menjalankannya, sehingga kelak kita mendapat
syafaatnya di yaumil qiyamah, sebagaimana sabdanya :
"إِنَّ
لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً،
وَإِنِّي قَدْ خَبَأتُ دَعْوَتِي
شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ"
Sesungguhnya masing-masing Nabi mempunyai doa yang mustajab,
dan sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat buat umatku kelak di hari
kiamat.
Siapa yang disebut ummat Nabi Muhammad? Yaitu Ummat yang
mengikuti perintahNya dan menjauhi setiap larangan-laranganNya.
Allahu a'lam bi ash-showab.
No comments:
Post a Comment